Momentum Pilkada setelah Pemilu, Pilpres dan Pilleg tahun 2024 menuju tahapan persiapan pendaftaran calon mulai hangat, bahkan mesin politik yang tadinya dingin mulai dihangatkan bak sebuah mesin.
Hal ini bukan tak beralasan, sebab salah satu syarat mutlak yang tak bisa ditawar adalah Lokomotif atau Gerbong partai sebagai pengantar calon untuk mendaftar di setiap KPU kabupaten atau kota, walaupun pada Pilkada ini bisa lewat perseorangan atau independent, namun partai politik memiliki kalkulator politik yang bisa menentukan siapa saja calonnya untuk maju.
Menurut Zamrud, selaku Ketua KIPP (Komite Independent Pemantau Pemilu) menyampaikan kepada awak media, bahwa pada prinsipnya Pemilu atau Pilkada itu dimata masyarakat Indonesia tetap abu-abu ibarat warna tak putih dan tak hitam pula, sehingga dua (2) variable ini tidak bisa terpisahkan dalam dinamika perpolitikan, dimana saja dan ingat ketika dua variable abu-abu ini di aplikasikan maka pilihannya tetap pada dua variable itu sendiri yaitu;
Apabila itu politik yang benar dan baik serta tak ada intrik politik tipu-tipu tentu itu politiknya Abu Bakar Ash Shidiq.
Tetapi beda lagi ketika politik busuk sekalipun dikemas parfum dan penuh intrik-intrik janji palsu atau tipu-tipu tentu itu politiknya Abu Jahal.
Nah apakah pilkada hari ini yang akan digelar nanti akan dimenangkan oleh kelompok Abu Bakar Ash Shidiq?… Atau dimenangkan oleh kelompok Abu Jahal?.. Mari kita tunggu seperti apa hasilnya sekalipun theorinya “Vox Populi, Vox Dei” Suara Rakyat Suara Tuhan, semoga saja nanti terpiih pemimpin yang amanah untuk rakyatnya.
Penulis : Zamrud Khan
Editor : Heri