Melihat Budaya ‘Atatolong’ Yang Berubah Sistem Jadi Arisan

Minggu, 9 April 2017 - 13:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Doess

SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Budaya Atatolong hingga kini masih kerap terlihat di tiap-tiap Desa, Dusun bahkan hingga ke kampung- kampung pelosok di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur. Terutama ke rumah warga yang punya hajatan seperti pernikahan.

Budaya Atatolong era dahulu murni karena rasa kemanusiaan untuk berbagi dan membantu terhadap sesama demi suksesnya acara atau hajat yang dilaksanakan orang lain.

Tidak ada imbalan atau balas budi apapun yang diharapkan oleh si penyumbang, yang dibagipun untuk menyumbang ke si pemilik hajat juga seadanya, misal beras, jagung, gula, minyak tanah dan juga minyak goreng seadanya.

“Era dulu itu Budaya Atatolong murni mengedepankan sifat gotong royong tanpa adanya balas jasa,” kata Hendra Cipta, Seniman Sumenep kepada Sorotpublik.com. Minggu (09/04).

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, adat istiadat ‘Budaya Atatolong’ meskipun masih ada namun pada prakteknya sudah tidak murni lagi, karena yang tampak saat ini sudah seperti arisan.

“Era sekarang sudah tidak ada lagi yang namanya budaya atatolong, karena orang yang datang untuk nyumbang itu misal ke acara nikahan sudah dicatat dengan bukti kwitansi,” ucapnya.

Disisi lain ada sebagian warga yang memegang Budaya Atatolong itu namun tidaklah banyak karena hanya bisa dihitung dengan jari saja dan untuk keperluan kecil saja.

Seperti Tahlilan, sholawatan dan jenis perkumpulaun sosial lainnya itupun tempatnya di pelosok terpencil.

Terus terang kata Hendra Cipta, berubahnya ‘Budaya Atatolong’ yang mirip arisan yang terjadi di era sekarang, adalah merupakan warisan terburuk terhadap anak cucu kita kelak. Karena lamanya pelunasan Atatolong itu sampai terjadi puluhan tahun lamanya.

“Bagaimana tidak yang menanggung beban untuk membayar pelunasannya selama puluhan tahun lamanya generasi sesudahnya, tentunya dengan jumlah nominal yang berbeda pula,” tukasnya, dengan raut wajah sambil mikir serius.

Berita Terkait

Pemerintah Sumenep Gencar Lakukan Pembinaan 282 Ribu UMKM
Warga Pasongsongan Diringkus Polisi
Direktur P2NOT Apresiasi Langkah Tegas Polres Sumenep
Kades Ambunten Timur Tinjau Lokasi Tembok Amruk
Tembok Rumah Milik Warga Ambunten Timur Ambruk
Oknum Anggota DPRD Sumenep Diringkus Polisi
KPU Pamekasan Gelar Rapat Pleno Terbuka
Puskesmas Dasuk Ciptakan Inovasi Terbaru di 2024

Berita Terkait

Senin, 9 Desember 2024 - 09:53 WIB

Pemerintah Sumenep Gencar Lakukan Pembinaan 282 Ribu UMKM

Minggu, 8 Desember 2024 - 19:55 WIB

Warga Pasongsongan Diringkus Polisi

Sabtu, 7 Desember 2024 - 18:48 WIB

Direktur P2NOT Apresiasi Langkah Tegas Polres Sumenep

Sabtu, 7 Desember 2024 - 09:45 WIB

Kades Ambunten Timur Tinjau Lokasi Tembok Amruk

Jumat, 6 Desember 2024 - 09:20 WIB

Tembok Rumah Milik Warga Ambunten Timur Ambruk

Berita Terbaru

BERITA TERKINI

Pemerintah Sumenep Gencar Lakukan Pembinaan 282 Ribu UMKM

Senin, 9 Des 2024 - 09:53 WIB

BERITA TERKINI

Warga Pasongsongan Diringkus Polisi

Minggu, 8 Des 2024 - 19:55 WIB

BERITA TERKINI

Direktur P2NOT Apresiasi Langkah Tegas Polres Sumenep

Sabtu, 7 Des 2024 - 18:48 WIB

BERITA TERKINI

Kades Ambunten Timur Tinjau Lokasi Tembok Amruk

Sabtu, 7 Des 2024 - 09:45 WIB

BERITA TERKINI

Tembok Rumah Milik Warga Ambunten Timur Ambruk

Jumat, 6 Des 2024 - 09:20 WIB