SUMENEP, sorotpublik.com – KAMIS (11/5/2016).
Pulau Gili Labak, di Desa Kombang, Kecamatan Talango, Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi tren terbaru wisatawan berlibur. Namun sayangnya, tidak dibarengi dengan kenyamanan bagi wisatawan itu sendiri.
Satu diantaranya adanya premanisme di Pelabuhan Kalianget. Preman yang selalu menghantui wisatawan itu adalah penarikan uang karcis sebesar Rp10 ribu per orang terhadap rombongan dari biro travel.
“Bagi kami ini kurang nyaman dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Mereka sudah bayar paket wisata, kenapa justru masih ditarik uang karcis segala,” Moh. Anwar, salah satu Biro Travel Jelajah di Sumenep.
Selain itu, lanjut Anwar, pelayanan yang perlu dibenahi adalah angkutan wisatawan menuju Pulau Gili Labak.
“Perahu yang beroperasi mengangkut wisatawan ke Gili Labak sistem keamanan dan kenyamanan masih dibawah standar,” terangnya.
Menanggapi keluhan itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, Sufianto, mengaku langsung melakukan koordinasi dengan Syahbandar di Kalianget.
“Hasil pengecekan ke lapangan, ternyata preman karcis itu tidak dilakukan ke semua wisatawan. Hanya sebagian kecil saja ketika melalui biro tertentu,” tuturnya.
Ia menduga preman karcis di Pelabuhan Kalianget tersebut, hanya permainan saja.
“Makanya, kami akan melakukan koordinasi lanjutan dengan seluruh biro travel, syahbandar dan dinas perhubungan, demi kenyamanan para wisatawan ke Gili Labak,” ungkapnya.
Sufi menjamin saat ini tidak ada lagi preman karcis di Pelabuhan Kalianget. “Kami telah meminta pihak terkait, untuk melakukan pengawasan ekstra ketika ada biro travel ke Pulau Gili Labak,” pungkasnya.(Red/Nt)