Sorotpublik.com – Sumenep, Kasus Penganiayaan terhadap Toni (16) siswa kelas 2 IPA-4 di sebuah SMA Negeri Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang tangannya dicelupkan ke minyak goreng mendidih hingga melepuh oleh Kakek Dimas yang tidak lain temannya sendiri terus berlanjut.
Penganiayaan ini terjadi Karena Toni, tetap ngotot dan tidak mengakui jika mencuri Hp milik Dimas, tiba-tiba datang dua kakek nenek yang sudah beruban dan mengaku sebagai mbahnya Dimas. Dua kakek nenek tersebut menyeret Toni ke lantai bawah, dan membawanya ke dapur.
Kemudian Didapur itulah Toni diminta mencelupkan tangan kanannya ke dalam wajan yang berisi minyak goreng mendidih. Akan tetapi Toni yang masih berusia muda ini tidak mau dan berusaha berontak untuk melepaskan cekalan kakek beruban itu. Namun belum sempat tangannya lepas, tangan kanan Toni dicelupkan ke dalam wajan berisi minyak goreng mendidih.
“Ya akibat penganiayaan yang dilakukan kakek Dimas tersebut, kini keponakan saya tidak bisa masuk sekolah. Selain itu kondisinya tangan kanannya yang dicelupkan ke minyak goreng mendidih semakin parah dan kulitnya melepuh,” kata Musaheri (36), paman korban, Senin (18/1/2016).
Pihaknya hanya meminta petugas kepolisian resor (Polres) Sumenep yang menangani kasus ini, segera menangkap pelaku dan meberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku. Sebab akibat penganiayaan tersebut kini korban (Toni) mengalami luka bakar yang cukup serius dan terkadang masih trauma jika mengingat kejadian tersebut.
“Kami hanya bisa berharap pak polisi bertindak adil, dan segera memproses hukum pelaku penganiayaan terhadap Toni, sebab akibat penganiayaan tersebut kini keponakan saya masih trauma, dan tangan kanannya mengalami luka bakar cukup serius, bahkan bisa cacat seumur hidup,” ujarnya.
Seperti diketahui, aksi penganiayaan terhada Ahmad Fahrul Futoni (Toni), warga Desa Parsanga, Kecamatan Kota, Sumenep, bermula saat korban dituduh mengambil handphone (HP) milik Dimas, yang tak lain temannya sendiri. HP milik Dimas dititipkan kepada Toni, sepulang dari selamatan persiapan keberangkatan Tim silat ke Jakarta , di Kecamatan Lenteng, pada Minggu (10/1/2016).
(Dit/Fin)