Tradisi Ojung, Tradisi Kekerasan Memanggil Hujan

Minggu, 15 November 2015 - 14:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis: Fin
Editor: Heri

SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM Ojung adalah salah satu budaya yang dimiliki oleh Madura.Yang tumbuh dari Kabupaten Sumenep. ritual tradisi bertarung menggunakan tongkat rotan yang berkembang di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Konon, ojung pertama kali dipakai oleh empat bersaudara yang sedang mencari sumber mata air. Saat mata air yang mereka miliki telah mengering, mereka saling berlatih satu sama lainnya di atas bukit secara bergiliran dan salah satu mereka menjadi wasitnya. Setelah itu mereka menemukan sumur mata air yang sampai sekarang menjadi tempat bermain ojung setiap tahunnya.

“Menurut cerita ojung ini di lakukan sebagai ritual pemanggil hujan, mungkin hampir sama dengan solat Istisqha,” tutur Ilyas salah satu warga Desa Kolpo Kecamatan Batu Putih.

Masing masing Pemain memegang tongkat seukuran 110 cm, juga menggunakan pelindung kepala berbentuk kerucut yang terbuat dari karung goni. juga dilengkapi dengan kerangka dari sabut buah kelapa dan di sampingnya dipakai sebilah kayu yang berfungsi membelokkan pukulan yang mengarah ke wajah.

Pemain juga membutuhkan banyak sarung. Sebuah sarung digulung sebagai Odheng di bawah alat pelindung kepala; sarung lain dipakai untuk membalut sebagian tangan kiri hingga pergelangan yang berfungsi sebagai tameng, dan satu sarung dikenalan di pinggang. Menariknya pemain tidak menggunakan baju dan telanjang kaki.

Permainan  ditengahi oleh wasit.  Permainan dianggap selesai apabila wasit telah menentukan siapa pemain yang terluka terlebih dahulu atau pemain yang tongkatnya jatuh lebih dahulu. Pada pertandingan tertentu, wasit berhak menghentikan pertandingan yang menurutnya berat sebelah. Setiap pertandingan selalu diiringi oleh music tradisional dan nyanyian Madura atau biasa disebut dengan kidung-kidung kemaduraan.

“Biasanya ada iringan music tradusionalnya. Musik ini tidak akan ditemukan di daerah lain selain di ritual ojung ini,” pungkas Ilyas.

Berita Terkait

Puskesmas Moncek Gelar Kelas Kader Cakap Kakap
Puluhan Siswa di Wilayah Puskesmas Legung Diberikan Obat Cacing
Puskesmas Giligenting Investigasi Penderita TB
Puskesmas Batuan Laksanakan Kaji Tiru dan Workshop ILP
Puskesmas Lenteng Gelar Pelatihan Kader Posyandu
Dinkes Provinsi Jawa Timur Kunjungi Puskesmas Ganding
Puskesmas Gapura Berkomitmen Dalam Pelayanan Masyarakat
Puskesmas Nonggunong Selenggarakan Senam dan Edukasi

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 10:12 WIB

Puskesmas Moncek Gelar Kelas Kader Cakap Kakap

Selasa, 19 November 2024 - 10:41 WIB

Puluhan Siswa di Wilayah Puskesmas Legung Diberikan Obat Cacing

Selasa, 19 November 2024 - 04:08 WIB

Puskesmas Giligenting Investigasi Penderita TB

Senin, 18 November 2024 - 11:43 WIB

Puskesmas Batuan Laksanakan Kaji Tiru dan Workshop ILP

Minggu, 17 November 2024 - 08:47 WIB

Puskesmas Lenteng Gelar Pelatihan Kader Posyandu

Berita Terbaru

BERITA TERKINI

Puskesmas Moncek Gelar Kelas Kader Cakap Kakap

Rabu, 20 Nov 2024 - 10:12 WIB

BERITA TERKINI

Puluhan Siswa di Wilayah Puskesmas Legung Diberikan Obat Cacing

Selasa, 19 Nov 2024 - 10:41 WIB

BERITA TERKINI

Puskesmas Giligenting Investigasi Penderita TB

Selasa, 19 Nov 2024 - 04:08 WIB

BERITA TERKINI

Puskesmas Batuan Laksanakan Kaji Tiru dan Workshop ILP

Senin, 18 Nov 2024 - 11:43 WIB

PEMERINTAHAN

Puskesmas Ambunten Raih Juara 2 Lomba Jinggle Sehat Jiwa

Senin, 18 Nov 2024 - 05:33 WIB