Penulis : Doess
SUMENEP, SOROTPUBLIK.com – Senin (24/10/2016) ratusan siswa SMAN I Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar aksi mogok belajar. Mereka melakukan aksi dengan cara berdiri dihalaman sekolah.
Mereka berkomitmen akan masuk kelas ketika mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah terkait pungutan yang dilakukan terhadap siswa selama ini.
Nursiah, seorang Siswa kelas XI SMA Kalianget, menyatakan, dirinya bersama teman lainnya minta pihak sekolah memberi penjelasan terkait keuangan yang dibayar ke sekolah, karena selama ini tidak pernah ada kejelasan.
Dirinya merasa malu jika ditanya soal banyaknya pungutan bagi setiap siswa yang baru masuk dengan alasan uang pembangunan.
“Setiap siswa baru dimintai biaya sebesar sekitar Rp500-Rp600 ribu per siswa untuk uang pembangunan dan uang pendaftaran sebesar Rp35 ribu per calon siswa. Sebab, kami bukan dari kalangan keluarga mampu semua, makanya jangan terlalu banyak dimintai sumbangan,” Terangnya, kepada Sorotpublik.com.
Menanggapi hal ini, Kepala SMAN I Kalianget, Budi Hartono menjelaskan, pungutan yang dilakukan sekolah itu dianggap sudah sesuai aturan yang ada dan sudah berdasarkan kesepakatan antara komite sekolah dengan orang tua siswa.
“Pungutan itu bukan kebijakan sekolah. Sekolah hanya memberitahukan kebutuhan sekolah kepada komite dan orang tua dan dalam pertemuan komite dengan orang tua siswa disepakati adanya pembayaran dengan jumlah yang tertentu,” Bantahnya.
Terkait dengan sumbangan untuk pembangunan itu kata Budi Hartono diperuntukkan bagi siswa yang mampu, sedangkan siswa yang tidak mampu diberi keringanan untuk tidak membayar dengan membawa keterangan tidak mampu.
“Pembayaranya bisa dicicil selama lima kali dan bagi siswa dari kalangan kurang mampu dibebaskan dari sumbangan tersebut,” Pungkasnya.