Penulis : Nanang
PAMEKASAN, SOROTPUBLIK.COM – Sejumlah masyarakat Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Jumat pagi 29 Desember 2017 ngeluruk kantor Syahbandar setempat sebagai kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Branta. Mereka menuntut, Agar Syahbandar setempat bisa mengatasi persoalan padatnya aktifitas Armada muatan barang di pelabuhan yang berlalu lalang di desa itu dinilai sangat mengganggu masyarakat.
Aksi ngeluruk kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Branta (Syahbandar), dimulai sekitar pukul 09.30 Wib. Puluhan massa yang merasa sangat berharapan segala aspirasinya itu bisa disampaikan secara lansung kepada Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Branta (Syahbandar) sesuai dengan informasi yang diterima oleh yang bersangkutan kepada salah satu aparatur desa melalui komonikasi via telefonselnya. Ironisnya, harpan masyarakat itu berujung kekecewaan karena kepala kantor setempat tidak masuk kantor karena sedang ada agenda tugas dinas diluar kantor.
“Jujur kami sangat kecewa terhadap pihak kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Branta (Syahbandar), karena informasi tentang Kepala Kantornya yang tidak bisa menemui kami secara langsung, disebabkan yang bersangkutan katanya ada agenda tugas diluar daerah, namun yang diinformarmasikan oleh sejumlah stafnya kepada kami itu tidak sama, ber beda-beda,” tutur Sutan Taqdir, Kaur Tata Usaha Desa Branta Pesisir, Jumat (29/12).
Parahnya lagi, kedatangan mereka yang didampingi oleh sejumlah aparatur desa setempat malah dianggap tidak jelas. Atas prilaku yang dinilai sangat tidak mengindahkan pihak aparatur desa itu, justru mengundang riaksi kekecewaan berat dari sejumlah aparatur desa setempat karena merasa dilecehkan.
“Jujur dengan adanya prilaku seperti ini dari pihak Syahbandar, jelas kami merasa sangat dilecehkan sebab pihak Syahbandar sudah lama berada di desa kami justru malah tidak bisa mengenali kami ketika mendapingi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya,” imbuhnya.
Setelah berhasil melakukan upaya meyakinkan legalistas formalnya kepihak Syahbandar, kegiatan audensi puluhan masyarakat dengan pihak Syahbandar yang melibatkan sejumlah perwakilan pengusaha sebagai leding sektor yang mengerahkan armada beraktifitas dilokasi setempat, kemudian digelar secara tertutup diruang pertemuan kantor Syahbandar. Kendati demikian, dalam pertemuan tersebut pasalnya sempat memanas lantaran terjadi perang argumen antara pihak masyarakat dengan pihak Syahbandar.