Penulis : Doess
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Ancaman radikalisme, utamanya yang lahir dari semangat fundamentalisme Islam, kini mulai merebak hingga ke pelosok desa di Indonesia. Paham yang bertentangan dengan nilai-nilai beragama, bernegara, dan berbangsa ini tentu harus menjadi perhatian seluruh pihak. Belum lagi paham ini sudah masuk ke lingkaran pemuda. Ancaman ini terlihat nyata dengan angka penyebaran kelompok fundamentalis yang notabene berasal dari kalangan muda.
Menjawab keresahan tersebut, DENSUS 26 (Pendidikan Da’i Khusus Ahlussunah wal Jamaah 1926) Koordinator Wilayah Madura terus melakukan upaya preventif dengan melakukan kampanye dan pendidikan ke-Islaman Nahdlatul ulama ke berbagai kehidupan bermasyarakat, utamanya di kalangan pemuda.
DENSUS 26 menggandeng kelompok NGR (Nangger Community) di Desa Nagger, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep melakukan pendidikan ahlussunah wal jamaah an-nahdiyah melalui visualisasi film pada Sabtu (25/11/2017) di Kecamatan Guluk-Guluk. Nur Faizin, MA selaku Korwil Madura DENSUS 26 mengatakan bahwa membumikan semangat Islam ahlussunah wal jamaah yang dilakukan DENSUS 26 dikemas dengan berbagai cara, salah satunya nonton bareng dan bedah film.
“Film Sang Kiai menjadi pilihan strategis untuk menyuntikkan semangat jihad di kalangan pemuda. Jihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan jihad membumikan semangat ahlussunah wal jamaah An-Nahdiyah. Kita mengajak kalangan muda tidak hanya berjihad untuk menguatkan dakwah ahlussunah wal jamaah, tetapi juga mengajak berjihad melawan fundamentalisme dan radikalisme beragama,” ungkap Nur Faizin, Sabtu (25/11) malam.
Cak Jen, sapaan akrab Nur Faizin, menekankan pentingnya jihad di kalangan pemuda di era milenial, yakni jihad positif mempertahankan kedaulatan negeri dan Islam yang toleran. Kiai Abdul Wasid, selaku pembedah, menambahkan bahwa semangat muda hari ini ialah semangat menumbuhkan jiwa nasionalisme di tengah-tengah gempuran paham-paham baru yang menyimpang dan mengancam NKRI. Jihad milenial ialah jihad mempertahankan NKRI dengan prodduktif, kreatif, dan inovatif sesuai eranya.