JAKARTA, SOROTPUBLIK.COM – Dari hasil survei yang dirilis ETOS Indonesia Institute pada tanggal 20 November 2020 hingga 10 Desember 2020 Bambang Soesatyo, berpeluang masuk bursa calon Presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Direktur ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah, peluang Ketua MPR itu menjadi calon Presiden 2024 sangat kuat dan cukup populer di masyarakat.
“Survei tersebut dilakukan disejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan dengan melibatkan 1.000 koresponden” katanya, Kamis (17/12/2020).
Iskandarsyah menjelaskan, dari hasil survei Calon Presiden 2024 tersebut mencatat perolehan suara yang diluar dugaan, dimana memunculkan nama Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebesar 31%, menyusul Anies Baswedan 24%, Prabowo Subianto 22%, AHY 14% dan lain-lain 9%.
“Survei ini sendiri tak merilis sejumlah nama yang menjadi pesaing Bambang Soesatyo, namun sebaliknya, survei ini hanya menampilkan satu kandidat calon yang berpeluang masuk bursa,” jelasnya.
Lalu, kenapa nama Gubernur Jawa Tengah itu tak ada dalam hasil survei ETOS Indonesia Institute?
Iskandarsyah mengakui, bahwa nama Ganjar Pranowo dalam survei sejumlah lembaga lainnya, ditempatkan menjadi salah satu kandidat potensial.
“Bukan tidak ada dalam kuesioner yang kita sampaikan kepada masyarakat, ada juga nama beliau. Tapi kalau presentase-nya kecil buat apa saya tampilkan,” ungkap Iskandar.
Iskandar menyatakan bahwa survei yang dilakukan oleh pihanya itu tidak dibuat-buat dan juga mengada-ada. Iskandar menegaskan, jawaban masyarakat (responden) sudah terjawab kok semuanya di sini (hasil survei).
Dirinya mengaku tak mengetahui apakah pria yang akrab disapa Bamsoet itu tahu perihal survei ini atau tidak.
“Apapun itu, beliau tahu atau tidak, tetap saya publish ke kawan-kawan media,” ujar Iskandar.
Menurut Iskandar, hasil survei tersebut sudah menjawab bahwa Bamsoet merupakan pemimpin yang dinilai sejuk dan tidak provokatif.
Selain itu, kata Iskandar, Bamsoet juga menjadi sosok yang bisa diterima di semua kalangan masyarakat.
“Pastinya figur ini yang ditunggu masyarakat.” tegas Iskandar.
Inskandarsyah mengungkapkan, publik yang hari ini selalu disuguhkan isu-isu dan ucapan yang saya bilang sangat provokatif, sehingga masyarakat pun menjadi gaduh jenuh dan timbullah tindakan-tindakan masyarakat yang provokatif.
“Calon pemimpin yang mereka anggap bisa memberikan kesejukkan, bukan kegaduhan,” imbuh Iskandar.
“Dengan margin of eror 3 persen, tingkat kepercayaan 90 persen,” tutup Iskandar.
Penulis: Bambang
Editor: Heri