Penulis: Heri/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Sampah di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur memang masih jadi persoalan yang perlu mendapat perhatian agar sumenep benar – benar menjadi kota yang bersih, indah dan sehat. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, Agus Salam.
Mengapa demikian? Agus-panggilannya, menyatakan, itu disebabkan tingkat partisipasi kesadaran masyarakat dalam membuang sampah yang benar masih belum optimal secara keseluruhan.
“Kita perlu banyak mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah melalui beberapa lembaga, elemen, stakeholder untuk bisa menyampaikan terkait dengan cinta lingkungan,” ungkapnya, Rabu (09/01/2019).
Di DLH sendiri, lanjut dia, sudah memiliki program yang tertuang di dalam Kebijakan dan Strategi Daerah (Jastrada). Yaitu ada proses untuk penanganan sampah dengan pengurangan dan penanganan itu sendiri.
“Sehingga ke depan, tahun 2025 sampah tak hanya sudah bersih, tapi tertata dan terkelola dengan baik,” terang Agus.
Menurutnya, dalam beberapa tahun ini DLH sudah mencoba mengoptimalkan sistem operasional Pasukan Kuning (Paskun) yang ada di lapangan. Tumpukan-tumpukan sampah yang tadinya dilihat kurang enak dan menimbulkan efek bau dan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar sudah diatasi dengan beberapa armada dan pasukan kuning, sehingga kondisi Kota Sumenep sekarang sudah cukup bagus
“Kami juga perlu informasi dari masyarakat, mungkin masih ada lokasi tertentu yang perlu bantuan. Kami siap untuk eksekusi terhadap sampah karena tentunya ini semua tidak lepas dari partisipasi masyarakat,” tegas Agus.
Sementara terkait sampah yang disebut masyarakat jadi penyebab banjir di sejumlah titik di Kota Sumenep, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 itu tidak sepenuhnya setuju. Faktor sampah, kata dia, kecil sekali dan banjir yang terjadi lebih mungkin karena beberapa tampungan air yang ada sudah kurang memadai.
“Kemudian diikuti pasangnya air laut, sehingga air ini tidak bisa mengalir dengan sempurna,” imbuhnya.
Namun jika ada masyarakat yang masih berkukuh banjir diakibatkan sampah, Agus meminta masyarakat menunjukkan lokasinya untuk melihat kondisi langsung sejauhmana sampah itu berdampak terhadap banjir. Sebab jika pun memang ada selokan yang tersumbat karena sampah, ia menduga hanya penyebab kecil saja.
“Tidak semua banjir diakibatkan faktor sampah. Di beberapa ruas jalan, selokan sudah kita coba lihat, kita survei, dan kemarin di Jl. Lingkar Timur ternyata ada penyekatan terhadap aliran sungai yang di sana dipelihara ikan lele sama masyarakat. Nah, ini yang menghambat. Tetapi alhamdulilah kemarin kita sudah koordinasi secara terpadu dengan instansi terkait, sekarang sudah dibuka dan airnya sudah lancar kembali,” jelasnya.
Untuk itu, sambung Agus, DLH berharap kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga Kabupaten Sumenep menjadi wilayah yang bersih, sehat, dan indah. Sehingga, pada akhirnya memberikan efek kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat itu sendiri.
“Kepada pemerintah, kita berharap dukungan di dalam program kami untuk menciptakan Sumenep yang bersih dan sehat,” pungkasnya.