Penulis: Kiswan/Kiki
BURU, SOROTPUBLIK.COM – Pemerintah Kabupaten Buru, Maluku didatangi Chasun Company Limited, perusahaan delegasi Tiongkok (Cina), yang disambut langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Buru serta seluruh OPD-nya. Kedatangan delegasi tersebut bertujuan untuk melakukan kerjasama antara Pemerintah Tiongkok dengan Pemerintah Kabupaten Buru di sektor Pertanian, Pariwisata, Pertambangan, Perikanan, dan Kelautan.
Pertemuan Pemkab Buru dan Delegasi Tiongkok itu berlangsung di ruang Rapat Kantor Bupati Buru, Senin (11/02/2019) pukul 08.56 WIT.
Hadir dalam pertemuan, Bupati Buru Ramli Umasugi, S.Pi., MM, didampingi Wakil Bupati Buru Amostafa Besan, SH, Sekda Buru Drs. Ahmad Assagaff, M.Si, Sekretaris Departemen Pemerintahan PDIP Mr. Hanjaya Setiawan, dan seluruh stakeholder di OPD terkait. Sedangkan dari pihak Chasun Company Limited, yaitu Mr. Lin Ming selaku Chairman of the Board of Director, didampingi Mr. Jiang Xingmin (The General Manager Chunshun), Ms. Cai RuQian (International Departement), dan Ms. Dian Ayu Lestari sebagai Interpreter Chasun.
Bupati Buru atas nama Pemerintah Daerah dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada Delegasi Tiongkok yang sudah mau berkunjung ke kabupaten yang dipimpinnya. Ia berharap kunjungan tersebut dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua belah pihak, yakni Kabupaten Buru dan Tim Delegasi dari Chasun yang berencana membangun investasi Kabupaten Buru sebagai salah satu destinasi.
“Tentunnya kesempatan dan peluang besar bagi kami dalam rangka memperkenalkan potensi, baik itu sumber daya alam serta beberapa peluang yang kami miliki,” ungkapnya, Senin (11/02/2019) kemarin.
Dalam rangka mendorong investasi di Kabupaten Buru, Bupati Umasugi menegaskan dalam batas kewenangan yang dimilikinya akan memberikan berbagai kemudahan dan proteksi untuk investasi yang direncanakan itu agar bisa berjalan dengan baik. Pihaknya sekali lagi berharap, potensi sumber daya alam yang ada di Kabupaten Buru dapat memikat hati dari pada tamunya itu.
“Ada potensi yang kami miliki, baik di laut maupun di darat yang merupakan potensi Kabupaten Buru. Di antaranya sumber daya mineral seperti kandungan emas yang ada di Gunung Botak, Gunung Nona, dan Gogorea, kemudian Minyak di Teluk Bara, dan Hutan yang bisa dikembangkan untuk pabrik Gula, Semen maupun pengembangan teknis perkebunan lainnya,” terangnya.
Umasugi menambahkan, dari posisi Geografis, Kabuputen Buru juga memungkinkan untuk pengembangan Perikanan. Posisinya yang berada pada dua persimpangan musim, yaitu musim Timur dan musim Barat, memungkinkan mendatangkan arus membawa Plankton yang kemudian diikutkan dengan ikan-ikan kladis.
“Di satu sisi posisi daratannya juga sangat memungkinkan jika ada perdagangan semacam trading internasional karena kami berada pada posisi ketiga internasional,” pungkasnya sambil berharap paparnya menjadi bahan evaluasi bagi Tim Chasun.
Sementara itu, Sekertaris Departemen Pemerintahan PDIP, Hanjaya Setiawan menuturkan, awal kerja sama tersebut dimulai saat kunjungan pihaknya ke Kuxjen pada September 2018 lalu. Waktu itu, kata dia, ada banyak partai yang memang diundang ke Tiongkok. Namun untuk PDIP sendiri sudah dilakukan setiap tahun, karena memiliki hubungan baik.
Karena itu, hubungan baik tersebut tentu saja tidak bisa hanya sekadar saling berkunjung. Sehingga Hanjaya berpikir harus diimplementasikan dalam kerja sama yang lebih realistis.
“Atas nama pihak Indonesia, kami berterimakasih kepada Chasun atas waktu luang yang diberikan berkunjung ke Pulau Buru, karena walau bagaimanapun waktu ini sebenarnya mereka libur bersama keluarga, masih dalam situasi liburan Imlek. Dan mereka menghabiskan waktu panjang hingga sampai ke Pulau Buru, bahkan mereka siap untuk di sini mengeksplorasikan 4-5 hari,” paparnya.
Menurut Hanjaya, ada tiga hal yang membuat Delegasi Tiongkok itu datang ke Kabupaten Buru dan hadir dalam pertemuan tersebut. Pertama adalah hubungan dekat baik PDIP, kedua karena Wakil Bupati Buru Amostafa Besan begitu semangat memperkenalkan Kabupaten Buru kepada pihak Kuxjen, dan yang ketiga karena surat undangan dari Bupati Buru kepada Kedutaan Besar Republik Tiongkok di Jakarta.
“Dari pihak kami sendiri menginginkan agar kerja sama ini Pemerintah Pusat mengetahuinya, sehingga tidak terjadi sama dengan beberapa daerah lainnya di mana investasi Tiongkok terbengkalai. Karena memang perusahan tersebut bukan perusahan yang utama di Tiongkok, tapi hanya sekadar perusahan di salah satu daerah kecil yang lalu tiba-tiba berinvestasi di daerah ini,” tuturnya.
Saat ini Chasun sudah berinvestasi di dua tempat di Indonesia. Yaitu di Semarang, di mana Hanjaya sudah melakukan kunjungan ke tempatnya. Kemudian di Morowali, Sulawesi Tenggara yang sudah dalam tahapan konstruksi pabrik untuk Konjak Gujely.
“Saya juga sudah mengenal baik Ibu Dian Ayu Lestari (Interpreter Chasun). Mudah-mudahan Kabupaten Buru ini bisa menjadi yang ketiga karena saya melihat rencana investasi Chasun itu luar biasa. Begitu banyak yang ingin digarap kalau memang nanti akhirnya menemui kecocokan dengan pihak Kabupaten Buru yang mulai dari Kawasan Ekonomi Khusus hingga kawasan Brikat,” ujar Hanjaya.
Pihak Chasun, lanjut dia, menginginkan Kabupaten Buru menjadi lokasi perdagangan Internasional. Jika bisa terimplementasi, semua produk seperti Gula Rafinasi yang akan dikemas di situ, nantinya akan dikirim keluar Negeri. Begitu pula dengan produk-produk lain juga akan masuk ke Pulau Buru dulu sebelum diekspor keluar.
“Contoh Peternakan Sapi, mereka menginginkan adanya pengembiakan sapi di sini dari Australia untuk kemudian dagingnya juga di pakai lokal maupun diekspor keluar Negeri. Itu hanya beberapa (contoh), tapi saya lihat banyak sekali,” tandas Hanjaya.
Selanjutnya, paparan singkat juga disampaikan Mr. Lin Ming selaku pihak Delegasi Tiongkok. Jika memang kerja sama itu bisa terjalankan dan berkembang, ia berharap agar pemerintah mendukung Chasun untuk mengembangkan investasi di Kabupaten Buru agar ke depan lebih maju.
Usai melakukan pertemuan sekira pukul 10.00 WIT, Pemkab Buru bersama Tim Delegasi Tiongkok langsung meninjau beberapa lokasi.