SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Sumenep sejak berapa tahun silam didaulat sebagai Kota Keris. Pengakuan itu tak hanya dalam negeri, melainkan dari luar. Meski begitu, memahami julukan tersebut tentunya didahului oleh sejarah panjang. Tak cukup dari pusat atau sentra keris saat ini, di Aeng Tong-tong, Saronggi, Sumenep, Madura.
Di Madura, senjata pusaka, atau tosan aji dikenal dengan istilah gagaman. Berasal dari kata agem, lalu menjadi ageman atau gagaman. Jenisnya juga bisa berbentuk keris atau tombak. Keris merupakan jenis gagaman yang istimewa, melebihi tosan aji lainnya, khususnya di Madura.
Sekali lagi, pusaka atau gagaman, di Madura khususnya, memiliki sejarah panjang, khususnya dalam proses penciptaannya atau pembuatannya. Proses pembuatan itu juga tidak sederhana. Karena merupakan benda istimewa, bahan dasarnya juga bermacam-macam dan tidaklah sembarangan. Menurut pemerhati pusaka Sumenep lainnya, Ja’far Shadiq, sedikitnya ada 7 jenis besi yang dipakai.
”Kalau mengutip mengutip Kangjeng Zainalfattah, beliau menyebut ada yang namanya besi kuning, besi pulosani, besi malelo, besi karang kijang, besi karang semut, besi sambojo, dan besi galintung,” katanya beberapa waktu lalu.
Kangjeng Zainalfattah yang disebut Ja’far ialah sejarawan dan budayawan legendaris Madura. Nama lengkapnya, Kangjeng Raden Tumenggung Ario Zainalfattah Notohadikusumo. Beliau juga merupakan Bupati Pamekasan di era awal jelang kedaulatan RI.
Kembali pada jenis bahan pusaka, Ja’far menambahkan, ke-7 besi itu berasal dari beberapa tempat berbeda. Seperti besi Kuning, menurut sejarah berasal dari negeri China. Besi Pulosani dikatakan berasal dari Pulau Asin. Besi Karang Kijang dan Karang Semut masing-masing berasal dari pulau Karang Kijang dan Pulau Karang Semut.
”Kalau besi Galintung, konon dari sebuah daerah bernama Galintung di Tanah Hindu. Sedangkan besi Sambojo menurut kisah kuna dari negeri Kamboja atau Cempa,” tambah pria satu anak tersebut.
Nah, selain ke-7 besi itu, ada satu besi lagi yang merupakan sebuah jenis batu langit atau meteor yang jatuh dari langit. Batu tersebut disebut besi pamor, yang digunakan sebagai bahan membuat pamor keris.
”Konon, bahan untuk membuat sebuah keris pusaka dulu tidak hanya satu jenis bahan besi dari ke-7 besi tersebut. Biasanya sebuah pusaka itu dibuat dari campuran beberapa besi. Bisa 2 besi, 3 besi dan seterusnya. Dan setiap besi diyakini memiliki tabiat yang berbeda-beda,” pungkas salah satu anggota Keluarga Keraton Sumenep itu.
Penulis: Sidi Mufi Imam
Publisher: Kiki Ana Aniz