Santer Isu People Power, Bupati Sumenep: Masyarakat Tidak Akan Ada yang Berangkat

Minggu, 19 Mei 2019 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim saat menjamin masyarakatnya tidak akan ada yang ikut People Power ke Ibu Kota Jakarta pada 22 Mei 2019 nanti. (Foto: Hend/SorotPublik)

Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim saat menjamin masyarakatnya tidak akan ada yang ikut People Power ke Ibu Kota Jakarta pada 22 Mei 2019 nanti. (Foto: Hend/SorotPublik)

Penulis: Hend/Kiki

SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Isu adanya “People Power” atau gerakan massa secara besar-besaran pada tanggal 22 Mei 2019 mendatang membuat publik bertanya-tanya kebenarannya.

Pasalnya, unjuk rasa besar-besaran tersebut akan dilakukan masyarakat Indonesia ke Istana Presiden di Jakarta Pusat atas ketidakpuasan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 lalu.

Aksi melakukan perubahan kekuasaan di suatu negara di luar cara konstitusional yang ditentukan dalam konstitusi itu terus beredar santer di berbagai daerah. Tak terkecuali di Kabupaten Sumenep, masyarakat dikabarkan akan ikut serta bergabung dalam “People Power” di Jakarta.

Namun ditanya tentang kebenaran keikutsertan masyarakatnya, Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim menyatakan, sampai saat ini isu tersebut tidak benar. Menurutnya, tidak akan ada masyarakat Sumenep yang ikut gerakan tersebut.

“Kalau intel dari saya tidak ada. Saya yakin kalau dari Sumenep tidak ada. Bahkan rapat di Forum Komunikasi Daerah (Forkopimda) kemarin tidak ada yang dari Sumenep untuk ikut unjuk rasa itu,” terangnya pada sorotpublik.con Minggu (19/05/2019).

Bupati dua periode tersebut juga berharap agar masyarakat tidak sampai berangkat ke Jakarta. Sebagai orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, ia menegaskan persoalan politik harus diselesaikan sesuai dengan regulasi yang ada.

“Saya harap tidak ada yang berangkat ke Jakarta, karena ini persoalan politik yang harus diselesaikan dengan konstitusi dan regulasi yang ada,” ungkapnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU), lanjut suami Nurfitriana itu, telah transparan dan terbuka. Apabila memang belum puas dari hasil rekapitulasi, masyarakat bisa melihat langsung.

“Lihat saja sekarang KPU membuka diri. Misalnya siapapun yang mau lihat hasil rekapitulasi, silakan. Kalau merasa tertutup pemerintah ini, mungkin saja model unjuk rasa seperti itu dibenarkan. Tapi kalau sudah terbuka seperti ini, kenapa tidak ruang-ruang konstitusional itu saja yang dilakukan,” imbuhnya.

Berita Terkait

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI
Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak
Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan
Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar
Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas
Bappeda Sumenep Genjot Penguatan Sektor Unggulan
Jalan Mengelupas di Desa Ambunten Tengah Ditelantarkan
P3-TGAI di Desa Ellak Daya Jadi Sorotan LPK

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 09:16 WIB

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI

Rabu, 19 November 2025 - 06:33 WIB

Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak

Selasa, 18 November 2025 - 14:24 WIB

Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan

Senin, 17 November 2025 - 12:45 WIB

Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar

Minggu, 16 November 2025 - 10:22 WIB

Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas

Berita Terbaru

BERITA TERKINI

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI

Rabu, 19 Nov 2025 - 09:16 WIB

BERITA TERKINI

Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak

Rabu, 19 Nov 2025 - 06:33 WIB

BERITA TERKINI

Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan

Selasa, 18 Nov 2025 - 14:24 WIB

BERITA TERKINI

Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar

Senin, 17 Nov 2025 - 12:45 WIB

BERITA TERKINI

Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas

Minggu, 16 Nov 2025 - 10:22 WIB