Penulis: Hend/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Sempat geger di media sosial soal pernyataan Ketua Bawaslu Sumenep yang mengajak berkelahi (carok) masyarakat Kepulauan Masalembu saat mengkonfirmasi perkembangan kasus Surat Suara yang tercoblos terlebih dahulu di Pemilu 17 April lalu, akhirnya mulai terjelaskan.
Dari hasil klarifikasi sorotpublik.com kepada Achmad Supyadi selaku pengacara masyarakat Kepulauan Masalembu yang mengawal kasus tersebut, pihaknya membenarkan bahwa Ketua Bawaslu Sumenep mengajak dirinya berkelahi.
“Jadi, kita datang ke Bawaslu itu dari jam 9 menunggu sampai jam 12, dengan alasan ada keperluan. Setelah datang dan kami meminta kejelasan kasusnya sampai di mana, malah pihak Bawaslu membahas kasus tersebut keluar dari topik permasalahan,” ungkapnya, Kamis (09/05/2019).
Supyadi menyatakan, Ketua Bawaslu mengajak dirinya berkelahi lantaran tidak terima saat dikonfirmasi ulang perihal kasus pidana Pemilu di Masalembu yang sedang dikawalnya.
“Ketua Bawaslu mengajak berantem (Carok, red) di luar. Dari itu, saya kira sudah melenceng dari pokok permasalahan, dan itu ramai di hadapan umum, masyarakat dan para media,” tuturnya.
Supyadi juga mengakui, saat dengan tegas menanyakan sejauh mana perkembangan kasus Pemilu di Masalembu, Ketua Bawaslu Sumenep langsung tersulut emosinya.
“Kita tidak tahu indikasinya apa, yang pasti saat di tengah-tengah kami melakukan konfirmasi, dan suara kami cukup tegas menanyakan perkembangan kasus tersebut,” terangnya.
Dengan tegas pula Supyadi memberikan kejelasan dari beberapa saksi yang ada di tempat kejadian bahwa pihaknya dituduh memprovokasi Bawaslu untuk emosi, sehingga melakukan sikap arogansi.
“Itu jelas mengajak bertengkar (carok) kami di luar. Itu pengertiannya sudah jelas, dia menunjuk tempat. Bahkan lain daripada itu, kami ini dikatakan memprovokasi oleh oknum Ketua Bawaslu. Padahal, kami mengkonfirmasi perkembangan kasus tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, Anwar Noris selaku Ketua Bawaslu Sumenep membantah tuduhan terhadap dirinya yang mengajak berkelahi masyarakat Kepulauan Masalembu saat mengkonfirmasi kasus yang tersebut.
“Itu kita kan diprovokasi dari awal. Saya tidak ada nantang carok. Saya cuma bilang ayo jangan ramai di kantor, ayolah sama-sama menghargai,” katanya.
Noris juga menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah menantang berkelahi (carok) sebagaimana yang telah diberitakan di beberapa media.
“Kepada teman-teman yang lain, saya tidak pernah bersikap kasar. Karena kamarin diprovokasi, makanya saya nyuruh keluar, bukan untuk berkelahi,” timpalnya.