Penulis: Mi/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Kondisi Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III mendapat sorotan serius dari anggota Komisi III DRPD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Akhmad Zainur Rakhman. Pasalnya, kapal tersebut diketahui mengalami kerusakan pada mesin dan AC.
Azet, panggilan akrab Akhmad Zainur Rakhman, mengaku kecewa dengan kerusakan fasilitas kapal yang menelan anggaran Rp 3,8 miliar itu. Sebab, kapal tersebut baru digarap tidak sampai satu tahun, namun sudah mengalami kerusakan.
Parahnya, kerusakan terjadi sebelum KMP DBS III melayani pelayaran warga kepulauan. Sehingga, Azet menyebut keberadaan kapal itu menjadi tanda tanya publik.
“Kami sangat kecewa dengan adanya kerusakan kapal DBS III yang baru dibuat oleh PT Adiluhung itu. Padahal baru di-launching beberapa bulan lalu kondisi kapal dalam keadaan fit, tidak mengalami kerusakan,” ungkapnya, Rabu (10/04/2019).
Azet lalu mendesak Dinas Perhubungan untuk melakukan komunikasi dengan pihak rekanan supaya dilakukan perbaikan. Sebab saat ini kapal itu masih dalam pemeliharaan, sehingga nantinya bisa segera dilakukan perbaikan agar bisa dinikmati masyarakat kepulauan.
“Tidak mungkin mengalami kerusakan secepat itu, apabila memang tidak ada kesalahan dalam pelaksanaan. Kecuali kerusakan itu terjadi karena faktor alam. Ini kapal rusak sebelum digunakan, kan sangat aneh. Kami yakin publik juga bertanya. Anehnya lagi, mengapa pekerjaan itu diterima oleh pihak Dishub,” ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, Azet menyatakan perlu ada kajian spesifikasi teknis atas pembuatan kapal itu. Sebab, sebagaimana disampaikan PT Sumekar kepada Komisi III, kecepatan kapal tersebut diperkirakan tidak akan lebih dari 8 knot per jam.
“Padahal, dalam perencanaan awal diprediksi kapal itu akan berlayar dalam kecepatan di atas 8 knot perjam, bahkan sampai 12 knot per jam. Karena begitu, maka sudah tidak ada kecocokan dengan perencanaan yang diinginkan di awal. Berarti untuk berlayar ke pulau tetap butuh waktu yang cukup panjang,” ujar politisi Demokrat itu.
Belum lagi, kondisi fasilitas-fasilitas lain yang ada dalam kapal juga mengecewakan. Sehingga, Azet meminta untuk dilakukan kajian spesifikasi teknis secara mendalam, tentunya dengan melibatkan pihak yang ahli.
“Perlu Kajian teknis ini. Apabila memang tidak sesuai, maka perlu direkomendasi perbaikan atau lainnya. Sebab, kami tidak ingin saat berlayar malah menimbulkan masalah, dan ini akan merugiakan pada masyarakat. Kami ingin kapal itu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat kepulauan,” tegas wakil rakyat asal kepulauan tersebut.