Penulis: Mi/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 1440 Hijriyah/2019 Masehi yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, jadi momentum bagi Bupati KH A. Busyro Karim untuk mengimbau tentang seputar materi dakwah dalam setiap pengajian.
Dalam acara yang digelar di depan Masjid Jamik, Rabu (03/04/2019) malam tadi itu, Bupati Busyro menyerukan agar dakwah dalam pengajian yang diadakan di manapun di Sumenep selalu memberikan kesejukan kepada masyarakat.
“Kita berharap dakwah yang dilakukan di berbagai tempat di Sumenep, benar-benar memberikan kesejukan kepada masyarakat. Sehingga, dakwah itu adalah dakwah yang membina bukan dakwah menghina, dakwah yang mendidik bukan dakwah membidik, dakwah yang mengobati bukan justru dakwah melukai masyarakat, bahkan dakwah itu yang mengukuhkan persatuan dan kesatuan bukanlah dakwah meruntuhkan kesatuan masyarakat,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Sumenep itu menyampaikan bahwa dakwah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW selalu menyejukkan hati. Karena dakwah beliau, kata Bupati, adalah mengajar bukan menghajar, dakwah yang menasehati bukan mencaci maki.
“Dakwah Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya sejatinya selalu merangkul semua kekuatan bukan memukul ummat termasuk ummat Islam sendiri. Jadi, selayaknya dalam berdakwah kita harus mengikuti dan menerapkan ajaran Nabi Muhammad SAW,” paparnya.
Tak hanya mengajak berdakwah dengan baik dan santun, sebagi pemimpin Sumenep, Bupati Busyro juga mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama membagun daerah. Kabupaten ujung timur Pulau Madura itu menjadi besar dan kuat, menurutnya karena tercipta kerukunan di tengah-tengah perbedaan di masyarakat.
“Raja-raja Sumenep membangun daerahnya dengan merangkul seluruh elemen masyarakat menjadi satu kekuatan. Contohnya, masyarakat di sekitar Keraton Agung tidak hanya dihuni oleh orang Sumenep. Namun dari berbagai umat,” terangnya.
Hal tersebut, lanjut Bupati Busyro, bisa dilihat dari penghuni sebelah timur Keraton yaitu keturunan Arab, sebelah barat Keraton mayoritas orang Cina, sedangkan di depan Pendopo Keraton dihuni orang Madura.
“Itu bukti bahwa raja-raja Sumenep merangkul semua kekuatan sejak dulu. Jadi yang dilakukan para raja bukan untuk menghabisi kekuatan bangsa, namun menyatukan kekuatan untuk membangun,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 1440 Hijriyah/2019 Masehi menghadirkan dua penceramah sekaligus, yakni Ustadz Yusuf Mansyur dan Habib Ahmad Novel Salim Jindan.
Pantauan sorotpublik.com di lokasi, ribuan masyarakat Sumenep menghadiri acara tersebut, meskipun Gus Azmi bersama Syubbanul Muslimin-nya berhalangan hadir.