Penulis : Doess
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Olahraga ketangkasan yang di sebut “Bal Budih” oleh warga Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur tergolong masih langkah dan hanya ditemukan di sejumlah desa yakni di Kecamatan Lenteng dan Bluto, tepatnya di bagian selatan dan barat kota.
“Bal Budih (Bola Tangkap, Red). Merupakan sejenis olahraga yang memperagakan kecepatan, ketangkasan, keseimbangan, dan konsentrasi.
Sepertial biasa “Bal Budih” ini biasanya dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 9 orang dan cadangan 2 orang. Peralatan utama dari permainan ini adalah tenis, lapangan utama dengan ukuran 2×7 Cm.
Len ( line) yaitu pembatas lapangan yang terdiri dari bambu bilah dua, terakhir ‘eppak’ tempat berdirinya pemain ukuran normalnya 12 Cm x 25 Cm dengan tinggi 30 Cm dari permukaan tanah, sedang jarak antara pak dengan len depan 4,5 m.
Peraturan dalam permainan ini adalah masing-masing regu secara bergantian menjadi pemukul dan bertahan. Masing-masing regu memainkan permainan ini sebanyak 5 kali ongga’an (menjadi penyerang). Ketika ongga masing-masing pemain memiliki kewajiban untuk memukul bola.
Ahmad Subaidi, salah seorang pecinta Bal Budih menyatakan yang sangat membedakan dengan olahraga lainnya, cara memukulnya unik, setiap pemain yang akan memukul harus naik ke eppak (tempat memukul bola) bertumpu pada satu kaki dengan cara membelakangi lawan, bola dilempar keatas kepala pemukul menggunakan satu tangan untuk kemudian dipukul dengan tangan terbuka kearah belakang mengarah ke lapangan.
Pemain dituntut untuk memasukkan bola kelapangan dengan pukulan yang keras dan tidak boleh turun dari atas eppak, jika jatuh meski bola masuk maka akan gugur.
“Setiap pemain hanya mendapatkan kesempatan satu kali memukul dalam setiap ongga kecuali memasukkan bola,” katanya menceritakan. Minggu (14/05).
Jika satu pemain sudah memasukkan bola melalui bal budihnya (memukul dengan cara membelakangi) maka dilanjutkan dengan teppakan (pukulan mengarah kedepan), teppakan juga dilakukan di atas eppak sama seperti memukul kearah belakang, teppakan dilakukan terus hingga mengumpulkan 5 poin.
Menurutnya, jika suda terkumpul 5 poin, permainan akan dilanjutkan dengan tendangan bola. Tendangan dilakukan cukup dengan memasukkan satu kali saja, dan jika tendangan masuk maka regu yang sudah memasukkan menang satu bindel, dan permainan harus dimulai dari “Bal Budih” lagi oleh semua regu.
Dalam pertandingan terkadang hingga 4 kali ongga’an tidak ada bola masuk melalui bal budih, jika hal ini terjadi maka pada ongga’an kelima akan adu teppakan.
Dan yang sangat perlu diketahui, posisi pemain yang bertahan di dalam lapangan utama (Len), Masing-masing regu bertahan menempatkan pemain dengan formasi 3 orang komando, 1 orang penyumpet, 1 orang Tebeng penyumpet, 2 orang sayap, 2 orang kapten.
Tugas-tugas dari masing-masing posisi tersebut sebagai berikut ; Komando, berdiri tepat di depan len depan, tugasnya menghalau bola agar tidak masuk kelapangan.
Tebeng, berposisi dicelah lebar yang tersedia di belakangnya komando. Panyompet, berposisi menutupi celah sempit yang dimungkinkan bola melewati celah-celah sempit komando. Sayap kanan dan sayap kiri menjaga tepat dibelakangnya panyompet.Terakhir kapten 1 dan kapten 2 yang berada di lapangan paling belakang.