Penulis : Nt
Editor : Red
SUMENEP , sorotpublik.com
RABU (25/05/2016).
Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurunkan harga daging sapi dibawah Rp80 ribu per-kilogram sebelum bulan puasa, mengundang polemik. Diduga rencana itu hanya akan membuka kran impor sapi.
“Kami menilai rencana presiden turunkan harga daging sapi kurang realistis, apalagi jumlah populasi sapi siap potong yang ada di sumenep tidak sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat setempat,” terang Arif Rusdi, Kepala Dinas Peternakan Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat dikonfirmasi via selluler Selasa (25/5/2016).
Menurutnya, jika menurunkan harga daging dilakukan dengan cara mengimpor sapi, dianggap kurang tepat karena akan berdampak negatif kepada peternak sapi lokal.
“Bagi kami itu bukan sebuah solusi, melainkan akan menimbulkan persoalan baru. Kami meminta agar Presiden mempertimbangkan dampak negatif yang akan dihadapi para peternak sapi lokal di seluruh Indonesia,” tukasnya.
Saat ini harga jual daging sapi dipasaran di Sumenep pada kisaran Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram. “Tingginya harga itu dipengaruhi tingginya biaya pakan dan perawatan ternak,” tuturnya.
Arif mengungkapkan, untuk kran impor itu harus memperhatikan peternakan rakyat yang ada di Sumenep.
“Secara hitung-hitungan impor itu bisa menekan harga, tapi kita juga harus memperhatikan peternak sapi. Apalagi di Sumenep jumlah peternak cukup banyak. Jadi, yang kita lakukan itu adalah bagaimana menciptakan peternakan yang lebih efisien, agar harga jualnya lebih murah dan perbaikan tata niaga sapi, sehingga dapat menekan harga jual sapi di pasaran itu juga,” ungkapnya.