Penulis : Nt
Editor : Red
SUMENEP, sorotpublik.com
JUM’AT (20/5/2016).
Beras untuk rakyat miskin (raskin) nampaknya mulai tak dilirik oleh Kepala Desa (Kades) selaku pimpinan di pemerintahan desa. Buktinya, sejak Januari hingga April 2016, terdapat lima kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tidak melakukan penebusan raskin.
Banyak persoalan dalam raskin ini, apakah kwalitas beras yang tidak sesuai standar atau kendala dana penebusan.
Kelima kecamatan itu, yakni Kecamatan Batuan dengan pagu 10.770 ton per bulan; Dungkek dengan pagu 46.635 ton; Giligenting dengan pagu 48.030 ton; Kangayan dengan pagu 41.130 ton dan Masalembu dengan pagu raskin 12.690 ton per bulan.
“Jadi total raskin yang tidak ditebus lima kecamatan selama empat bulan diawal tahun 2016 mencapai 159.255 ton,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Pemkab Sumenep, Heri Koentjoro P.
Ia menuturkan, untuk kecamatan lain penebusan raskin tidak dilakukan secara penuh. Seperti Kecamatan Bluto hanya menebus raskin jatah bulan Januari saja sebanyak 13,905 ton, padahal pagunya mencapai 79.650 ton perbulan.
“Kami masih mencari tahu penyebab minimnya penebusan raskin tersebut,” terangnya.
Heri mengungkapkan, selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, secara intens melakukan himbauan agar para kepala desa menebus raskin, namun kenyataannya masih banyak yang belum menebusa. Bahkan, ada yang menebus sebagian kecil saja.
“Kita hanya memberikan himbauan saja, tidak bisa menekan para kades meski raskin sangat dibutuhkan oleh masyarakat bawah,” tukasnya.
Heri berharap para kades untuk segera menebus raskin, karena menhelang bulan puasa beras tersebut sangat membantu meringankan bebas masyarakat miskin.
“Mendekati bulan puasa ini, mudah-mudahan seluruh kecamatan di Sumenep, dapat secepatnya menebus raskin,” pungkasnya.
Sementara pagu raskin di Sumenep sebanyak 1.745.090 ton per bulan untuk 27 kecamatan, baik kepulauan maupun daratan.