Penulis: Hendra
Editor: Heri
BANGKALAN, SOROTPUBLIK.COM – Puluhan aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur datangi Polres Bangkalan pada Selasa, 17 November 2015, terkait dengan insiden pemukulan mahasiswa pada saat melakukan aksi pemblokiran pertigaan Jalan Halim Perdana beberapa waktu yang lalu.
Puluhan aktifis ini merasa prihatin terhadap mahasiswa yang mendapat perlakuan anarkis dari aparat Polres Bangkalan. Mereka mengecam dan menuntut Polres Bangkalan agar sesegera mungkin mengusut tuntas oknum-oknum yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa. Namun jika tidak mau di tindak lanjuti, mereka bahkan meminta Kapolres Bangkalan diturunkan dari jabatannya.
“Polisi preman berseragam. Turunkan Kapolres Bangkalan,” ujar Hairus Zaman selaku korlap aksi HMI Cabang Bangkalan.
Kapolres bangkalan AKBP Windiyanto Purwanto menanggapi apa yang disuarakan oleh sejumlah aktifis himpunan mahasiswa islam tersebut, dengan meminta maaf setelah sebelumnya ia sudah minta maaf, atas insiden pemukulan tersebut. Windiyanto berharap pengertian mahasiswa, karena diakuinya pada waktu itu keadannya sangat situasional. Tidak lain hanya sebatas menjaga keamanan dan ketertiban.
“Pada kejadian itu, bukan hanya mahasiswa saja yang terluka tapi aparat Polres Bangkalan juga ada yang terluka,” papar Windiyanto.
Dari aktifis HMI dan Kapolres Bangkalan sepakat untuk menandatangani perjanjian di atas meterai. Polres berjanji akan mengusut tuntas kasus pemukulan oleh aparat terhadap mahasiswa.
Sementara sejumlah aktifs himpunan mahasiswa islam meminta Polres Bangkalan bertindak tegas. Mereka memberikan waktu 1×24 jam untuk menuntaskan masalah itu. Jika tidak mampu mengungkap oknum pemukulan Aktifis HMI berjanji akan kembali dengan massa yang lebih banyak lagi.
“Kalau Polres tidak mampu, HMI akan turun ke jalan lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak,” pungkas Hairus Zaman.