SUMENEP, sorotpublik.com – RABU (11/5/2016).
Kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, semakin tidak terkendali.
Sesuai data di Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Sumenep, bahwa sejak Januari hingga awal Mei 2016, terdapat 19 kasus. Diantaranya kasus sodomi yang dilakukan Ustadz terhadap 5 santrinya di Kecamatan Pasongsongan, dan pemerkosaan dengan korban siswi Taman Kanak-Kanak oleh 2 siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Bluto.
Kabid Pemberdayaan Perempuan BPMP-KB Sumenep, Linda Mardiana, mengakui jika kasus pelecehan seksual dengan pelaku dan korban sama-sama dibawah umur masih terjadi diwilayah setempat.
“Penyebab utama terjadinya pelecehan seksual terhadap anak, salah satunya kurangnya perhatian orang tua. Ditambah teknologi berupa internet yang bebas diakses oleh siapapun,” kata Linda.
Menurutnya, pesatnya teknologi saat ini harus diimbangi oleh para orang tua agar bisa memfilter mana yang boleh diakses atau tidak.
“Sebab, anak itu cenderung meniru adegan yang sudah dilihatnya. Jadi, orang tua sangatlah berperan didalmnya,” terangnya.
Untuk itu, lanjut Linda, pendidikan agama sejak dini harus ditanamkan kepada anak-anak. “Itu sangat penting supaya anak tahu terhadap tindakan antara yang terpuji dan tidak terpuji,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kasus ini adalah tugas bersama. Tidak bisa hanya diembankan pada BPMP KB saja, namun semua pihak harus bergandeng tangan dan sadar untuk ikut menjadi pengawas agar kasus kekerasan pada perempuan dan anak bisa ditekan sedemikian rupa.
“Khususnya bagi rumah tangga sangat besar kontribusinya dalam membentuk pola pikir anak. Makanya kami minta para orang tua memperketat pengawasan terhadap pergaulan dan pemakaian internet bagi anaknya sendiri,” pungkasnya.(Red/Nt)