Penulis : Doess
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Lembaga pendidikan tingkat sekolah menengah pertama (SMPN) di tingkat Kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswanya mengalami penurunan.
Penurunan jumlah siswa tersebut diketahui karena saat ini lembaga pendidikan islam di pondok pesantren berkembang pesat. Sehingga banyak calon wali murid yang lebih memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan di pesantren.
“Lembaga pendidikan formal setingkat SMP yang jumlah siswanya mengalami penurunan adalah seperti di Kecaman Rubaru, Dasuk dan sejumlah kecamatan lainnya. Kata Kepala Sekolah yang enggan disebutkan namanya, kepada Sorotpublik.Com, Rabu (19/07).
Menurutnya, itu fakta yang jelas terjadi di lembaga pendidikan tingkat kecamatan, dan itu bisa dilihat sendiri di SMPN yang ada tiap-tiap Kecamatan.
Sementara salah seorang wali murid Desa Dasuk Laok, Saliman (53) menyatakan, bahwa anaknya disekolahkan dan mondok di lembaga pesantren biar ilmu yang didapat double.
“Kami berharap kelak anak saya menjadi orang yang lebih taat kepada agama dan berguna untuk bangsa,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) Badrul Arrozi mengaku kaget sebab sepengetahuan dirinya sekolah negeri siswanya selalu ramai apalagi di tingkat SMP.
“Bila faktanya memang begitu kami akan minta Disdik lebih kreatif lagi. Sesuai Permendukbud No 17 tahun 2017 batas minimal siswa perkelas 20 orang dan maksimal 28 orang,” katanya menegaskan.