Penulis: Heri/Mi/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur memiliki 4 komponen yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun dari seluruh komponen tersebut, ternyata hanya satu yang memberikan kontribusi luar biasa.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Sumenep, H. Imam Sukandi menjelaskan, 4 komponen PAD tersebut adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Kekayaan yang Dipisahkan (Laba Perusahaan), dan Lain-lain dari Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
“Ini yang memang diharapkan besar dari 4 komponen yang ada di PAD, yaitu Lain-lain Pendapatan yang Sah,” ujarnya, Selasa (19/03/2019) kemarin.
Jika dipersentasekan, kontribusi dari Lain-lain Pendapatan yang Sah sebanyak 66 persen. Sisanya sebanyak 34 persen terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Kekayaan yang Dipisahkan.
“Kalau dari Pajak Daerah ini, hanya menyumbang 11 persen. Sedangkan Retribusi 10 persen, pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan hanya sekitar 11 persen,” jelas Imam Sukandi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan penyumbang paling besar dari komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah Yang yaitu Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang ada di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Tahun 2019, target pendapatan BLUD sebesar 92 miliar 686 juta 666 ribu 300 rupiah.
“Ini memang pendapatan yang dari BLUD ini terdiri dari pendapatan asli yang ada di rumah sakit. Baik itu dari paviliun, klinik dan lainnya, juga yang banyak dari BPJS yang berobat ke rumah sakit. Itu harapan ya,” terang Imam.
Tentu saja, angka tersebut belum termasuk jenis lain dari komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah. Karena selain BLUD include Kapitasi BPJS, ada penjualan aset, giro, deposito, ganti rugi, denda keterlambatan, dan bunga usaha.
Sementara, target pendapatan dari komponen PAD lainnya di tahun ini hanya kisaran belasan hingga 20 miliar. Rinciannya, Pajak Daerah sebesar 28 miliar 766 juta 356 ribu 484 rupiah, Retribusi Daerah sebesar 17 miliar 723 juta 769 ribu 200 rupiah, dan dari Kekayaan yang Dipisahkan sebesar 21 miliar 306 juta 975 ribu rupiah.
“Dari itu, dari (target) Rp 254 miliar harapannya untuk tahun 2019 dicapai. Bahkan, saya harapkan itu bisa terlampaui,” harap Imam Sukandi.