Penulis : Doess
SUMENEP, SOROTPUBLIK.com – Upaya pemerintah untuk menggalakan tanaman tebu di Kabupaten Sumenep, terkesan mubazdir. Terbukti, meskipun sejumlah petani diberi bantuan, namun budi daya tanaman yang diproyeksikan untuk industri gula itu tidak berjalan optimal.
Sesuai data yang ada di Dishutbun, tahun 2014 sejumlah petani tebu di Sumenep mendapatkan bantuan sebesar 50 juta per hektare. Saat itu jumlah area perkebunan tebu mencapai 217 hektar yang tersebar di lima kecamatan.
Lima kecamatan yang dijadikan sebagai lahan percobaan itu di antaranya Kecamatan Guluk-Guluk seluas areal 31 hektar, Pragaan seluas 31 hektar, Pasongsongan seluas 14 hektar, Saronggi 134 hektar, dan Kecamatan Batuan 7 hektar.
Saat ini area perkebunan tebu hanya tersisa 2-3 hektare lantaran masyarakat saat itu merugi dan tidak melanjutkan kembali.
Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sumenep, Joko Suwarno, mengatakan ruginya sejumlah petani tetsebut disebabkan banyaknya petani yang belum faham cara membudi daya tanaman tebu.
“Di Madura, tebu masih tergolong baru. Selain itu, di Madura belum ada pabrik gula. Sehingga hasil panen petani harus dikirim ke daerah luar madura, seperti ke Sidoarjo,” Paparnya.
Menurut Joko, untuk mengantisipasi terjadinya kerugian seperti dua tahun lalu, pihaknya akan mencoba untuk memproduksi tebu menjadi gula merah.
”Dari hasil uji coba yang dilakukan, kalau dijadikan gula merah bisa menghasilkan lebih 10 juta per herktarenya,” Pungkasnya.