Penulis : Nanang
PAMEKASAN, SOROTPUBLIK.COM – Kebiasaan menziarahi makam keluarganya yang telah meninggal dunia yang dilakukan oleh kebanyakan warga usai melaksanakan Ibadah Sholat Idul Fitrih dan Idul Adha, di Kepulauan Madura Jawa Timur khususnya di Kabupaten Pamekasan memang sudah menjadi tradisi secara turun temurun. Tradisi inipun, sontak merubah situasi dan kodisi di disetiap tempat pekuburan mendadak ramai dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
Menariknya, dalam tradisi ziarah ini nampaknya ada sisi unik yang biasa kita lihat namun seringkali juga kita abaikan. Yakni, aktifitas para penjual bunga selasih yang mengadu nasib menjajakan dagangannya ke tempat pekuburan yang ramai peziarah hanya demi mendapatkan keuntungan lebih.
Suhartatik (65 thn) salah satunya. Salah seorang penjual bunga selasih warga asal kelurahan kolpajung kecamatan kota pamekasan ini, memilih tidak menyia-nyiakan momentum musim ziarah tahunan itu untuk meraup untung dalam penjualan bunganya. Suhartatik, memilih mangkal di Areal Pekuburan Ronggo Sukowati di jalan Agus Salim kelurahan setempat yang menjadi tempat Raja Pamekasan sekaligus pencipta dan pendiri pamekasan itu di kebumikan.
“Kebiasaan mangkal berjualan bunga selasih di lokasi ini, memang sudah biasa kami lakukan disetiap tahunya, karena diareal pekuburan tempat Makam Ronggo Sukowati Raja Pamekasan pertama kali ini dikebumikan ramai peziarah. Bahkan untuk meraup untung yang banyak, kami berjualan mulai dari hari pertama perayaan Hari Raya Idul Fitrih hingga hari terakhir,” Ucap Suhartatik penjual bunga selasih, selasa (27/06).
Momentum tersebut, nampaknya juga dimanfaatkan oleh dua orang penjual bunga selasih yakni Romlah dan Misnatun yang merupakan teman sejawat suhartatik warga asal dari luar kecamatan. Ia juga mengadu keberuntungan nasibnya, memilih mangkal berjualan bunga selasih bersama suhartatik di areal pekuburan tempat makam Ronggo Sukowati Raja Pamekasan Pertama kali sekaligus pencipta dan pendiri Kabupaten Pamekasan itu dikebumikan.