Penulis: Sigit/Kiki
MAJALENGKA, SOROTPUBLIK.COM – Sulitnya bahan baku produksi Opak Singkong di Desa Waringin, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, membuat sejumlah perajin dan pedagang mengeluh. Dengan terpaksa, mereka harus rela membeli singkong dengan harga lebih mahal agar produksi tetap terus berjalan.
Berbeda dengan opak lain, ciri khas rasa dan bentuk Opak Waringin yang tipis dan renyah, membuat para pembeli sangat menikmati camilan tersebut. Bahkan saat hari besar tiba, opak singkong asli produksi Desa Waringin, Majalengka itu, banyak dicari warga perantauan untuk dijadikan oleh-oleh.
Menurut cerita, opak singkong khas Desa Waringin sudah diproduksi warga secara turun temurun guna menghidupi keluarga. Sehingga tak heran, suatu ketika camilan khas tersebut pernah diklaim desa lain yang sudah menjadi julukan sebuah kampung opak di Majalengka.
Ropi, salah satu perajin opak singkong Waringin mengatakan, harga bahan baku singkong kini naik lebih dari seperempat harga dari sebelumnya. Kenaikan itu terjadi secara perlahan dari semula Rp 2000/kilo hingga menjadi Rp 2.700/kilonya.
“Dengan harga yang naik secara perlahan, sudah tentu para perajin, produksi hingga para pedagang merasa pendapatan mereka sangat tipis untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,” ungkap Ropi, Senin (26/11/2018).
Menurut dia, kenaikan akibat sulitnya bahan baku itu sebenarnya terjadi setiap tahun. Sehingga, problem tersebut perlu mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya instansi terkait.
Hasil pantauan sorotpublik.com, tidak semua pedagang berani membeli opak dari perajin, karena melihat sisi pendapatan yang diperoleh sangat tipis. Namun, sebagian mereka dengan terpaksa masih berani mengambil camilan khas tersebut, daripada tidak bisa berjualan.