Penulis: Heri
Editor: Ready
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Selama ini masyarakat Madura banyak yang tidak tau, bahwa Topeng Dalang Madura yang merupakan salah satu kesenian rakyat, berhasil membuat takjub pentas kesenian Dunia. Pada tahun 1991 topeng dalang Madura berhasil membungkam penonton Pada tujuh kota besar di Jepang. Tokyo, osaka, fukuola, toyohashi, takasaki, hitachi dan hiroshima. Bahkan pada tahun sebelumnya Topeng Dalang Madura juga berhasil tampil memukau di Amerika Serikat dan Prancis.
Hal ini menjadi bukti bahwa salah satu kesenian rakyat asal Madura ini adalah kesenian yang memiliki nilai tawar yang tinggi dalam kesenian dunia. Bahkan topeng dalang Madura ini menjadi perwakilan Indonesi ke-luar Negri.
“Dulu saya sering bergaul dengan orang luar negri yang senang budaya, jadi saya bisa memperjuangkan topeng dalang madura ini keluar dari Sumenep Madura, bahkan pentas di pentas dunia,” cerita Edhi Setiawan, selaku orang yeng memiliki peran penting dalam perkembangan topeng dalang Madura, dan juga yang telah memberangkatkan Topeng Dalang Madura ke-pentas dunia.
Dalam sejarahnya Topeng Dalang Madura sebenarnya adalah kesenian asal keraton, namun karena adanya pergeseran nilai dan kebudayaan, topeng dalang Madura menjadi kesenian rakyat yang keluar dari keraton. Setelah menjadi kesenian rakyat, topeng dalang Madura kembali mengalami pergeseran. Dari lingkungan perkotaan hingga menjadi kesenian masyarakat pinggiran. Hingga sampai saat ini topeng dalang Madura tetap menjadi kesenian rakyat pinggiran.
Namun meski kesenian masyarakat pinggiran. Topeng dalang Madura tampil memukau di pentas dunia. Dan tampil di panggung yang megah dan dengan kehormatan. Namun meskipun mendapat kehormatan pentas dunia Topeng Dalang Madura tidak kehilangan ciri khasnya sebagai kesenian rakyat asal Sumenep Madura.
Inilah yang menambah kewibawaan topeng madura di pentas dunia dan membawa nama topeng dalang madura semakin melambung. Sementara grup topeng dalang Madura yang berhasil memukau di pentas dunia adalah grup topeng asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, binaan Edi Setiawan.