Kerajinan Gerabah Terancam Punah

Rabu, 17 Mei 2017 - 21:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Nanang

PAMEKASAN, SOROTPUBLIK.COMGerabah, juga kerap disebut tembikar dan diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, yaitu dibuat sejak manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam beberapa ribu tahun sebelum tarikh Masehi.

Konon katanya, pada jaman itu produksi kerajinan gerabah yang proses pembentukan modelnya itu menggunakan keahlian tangan para pengrajin, rata-rata hasil produksinya banyak difungsikan sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan penguburan.

Kearifan kerajinan lokal yang diwariskan secara turun ini, salah satunya ada di daerah Kecamatan Pademawu Pamekasan Madura Jawa Timur. Hingga saat ini, pengrajin gerabah di dusun setempat masih bisa dan mampu bertahan.

Pengrajin tersebut adalah Buk Supar. Wanita paruh baya yang berumur sekitar kurang lebih 80 tahunan ini, adalah Warga Dusun Asampitu, Desa Pademawu Barat Kecamatan Pademawu Pamekasan. Keahliannya menjadi pengrajin gerabah, adalah sebuah warisan dari orang tuanya yang juga diwarisi oleh para leluhurnya.

Keahliannya sebagai pengrajin gerabah tersebut, ia tekuni dan tetap berusaha dipertahankan  hingga sampai saat ini bersama beberapa teman sejawatnya yang berada di sejumlah dusun di desa setempat. Warisan leluhurnya yang dipertahankan tersebut, dijadikan sebagai sumber mata pencahariannya. Namun seiring perjalan waktu, modernisasi jaman membuat keberadaanya terancam punah karena regenerasinya telah diasingkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.

“Kerajinan ini sudah membudaya secara turun temurun dari kakek nenek moyang kami sejak jaman dahulu, dan saya dijadikan sebagi penerus kerajinan gerabah ini dari orang tua yang di ajari sejak masa kecil,” Papar Buk Supar, dengan Nada suara penuh serak, Rabu (17/05).

Di Pulau Madura, kerajinan gerabah dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari peralatan kebutuhan sehari-hari, yang secara tradisional sejak awal dibuat memberi corak yang hampir tanpa perubahan. Selain itu, proses pembuatannya serta model bentuknya, juga masih secara tradisional. Kerajinan gerabah, juga tidak semua wilayah di Madura mempunyai struktur tanah (liat) yang dapat difungsikan sebagai pembuatan grabah.

Berita Terkait

Warga Desa Bulla’an Diringkus Polisi
Syech Terkenal Menjadi Imam Masjid di Australia
Inovasi Selantang Program Puskesmas Pragaan
Bupati Sumenep Sambangi Warga Batu Putih Laok
Proyek DAK Fisik di Sumenep Hampir Rampung
Kabid GTK Paparkan Tentang Keberhasilan Pendidikan
Memasuki Penghujung 2024, Akses Jalan Banyak Rusak
Puskesmas Bluto Raih Predikat Fasilitas Kesehatan Berkomitmen Pelayanan JKN

Berita Terkait

Minggu, 15 September 2024 - 08:37 WIB

Warga Desa Bulla’an Diringkus Polisi

Jumat, 13 September 2024 - 09:20 WIB

Syech Terkenal Menjadi Imam Masjid di Australia

Kamis, 12 September 2024 - 19:03 WIB

Inovasi Selantang Program Puskesmas Pragaan

Rabu, 11 September 2024 - 12:14 WIB

Proyek DAK Fisik di Sumenep Hampir Rampung

Selasa, 10 September 2024 - 14:40 WIB

Kabid GTK Paparkan Tentang Keberhasilan Pendidikan

Berita Terbaru

BERITA TERKINI

Warga Desa Bulla’an Diringkus Polisi

Minggu, 15 Sep 2024 - 08:37 WIB

HUKUM & KRIMINAL

Warga Sokobanah Sampang Diringkus Polisi

Sabtu, 14 Sep 2024 - 07:19 WIB

ADVERTORIAL

Ribuan Guru Ngaji di Daftarkan BPJS Ketenagakerjaan

Jumat, 13 Sep 2024 - 19:58 WIB

BERITA TERKINI

Syech Terkenal Menjadi Imam Masjid di Australia

Jumat, 13 Sep 2024 - 09:20 WIB

BERITA TERKINI

Inovasi Selantang Program Puskesmas Pragaan

Kamis, 12 Sep 2024 - 19:03 WIB