Penulis: Ratna Sanjaya/Kiki
SAMPANG, SOROTPUBLIK.COM – Keluarga pasien meninggal, bocah berumur 5 tahun atas dugaan malpraktek yang dilakukan oleh pihak RSUD Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur menyisakan kesedihan yang terlalu dalam.
Sampai hari ke-4 meninggalnya bocah bernama Safira Nawal Izza itu, keluarga korban masih trauma atas dugaan kelalaian yang dilakukan pihak RSUD Sampang.
Belum lagi, kesedihan tersebut bertambah akibat pernyataan palsu pihak RSUD Sampang yang dilontarkan oleh dr Titin Hamidah selaku Direktur RSUD Mohammad Zyn Sampang.
Ia mengatakan dalam stetmen di salah satu media online bahwa pasien atas nama Safira Nawal Izza 4,5 meninggal dunia di RSUD dr Mohammad Zyn karena Dengue Syok Syndrome (DSS) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Rabu (23/01) lalu pukul 07.15 WIB.
Diceritakan, pasien datang ke IGD pada Senin (21/0) pukul 17.30 WIB dengan keluhan panas dan sesak nafas dengan diagnose gr III. Kemudian, pasien masuk ke ruang inap anak Cempaka dan sudah diupayakan mendapat perawatan maksimal.
Selanjutnya karena kondisi pasien menurun, sesuai advis dokter pada Selasa (22/01) dipindahkan ke ruang ICU dengan pelayanan intensif termasuk terapi medis oleh dokter maupun perawat.
Lalu pada Rabu (23/01) pukul 07.15 WIB dilakukan resusitasi jantung paru, karena pasien sudah kritis. Namun sayang, akhirnya nyawanya tidak tertolong.
“Jadi pelayanan oleh dokter maupun perawat saat melayani pasien sudah sesuai SOP,” ujar dokter Titin Hamidah.
Akan tetapi, pernyataan Direktur RSUD Sampang di media online tersebut justru memancing kemarahan Hj. Nurul Hayati. Pihak keluarga korban itu tidak terima atas dugaan malpraktek yang dilakukan oleh RSUD Sampang.
“Saya selaku keluarga korban sangat tidak setuju dan menolak pernyataan dr Titin Hamidah selaku Direktur RSUD Sampang yang mengatakan bahwa almarhum ananda Safira sudah ditangani dengan baik,” ungkapnya, Minggu (27/01/2019).
Sebab kenyataannya, lanjut Hj. Nurul, pada dini hari ketika keponakannya itu kritis, tidak ada dokter yang menangani. Padahal, pihak keluarga sudah berupaya meminta bantuan ke dokter UGD, namun tidak digubris.
“Artinya pernyataan dr Titin di salah satu media online itu bohong alias pernyataan palsu,” tegasnya.
Mendengar pernyataan palsu dari RSUD Sampang, Ormas Bela Negara di Kota Bahari itu keberatan karena menganggap pernyataan tersebut pembodohan publik. Menurut Komandan lll Barisan Patriot Bela Negara (BPBN) H Moh Ali Ghasim, RSUD Sampang hanya berdalih saja sebagai sebuah pembelaan diri belaka.
“Saya anggap itu pembodohan publik, karena itu tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Apa yang jadi pernyataan oleh keluarga korban tidak sama dengan apa yang dilontarkan di media online oleh Direktur RSUD Sampang Dr Titin Hamidah,” ucapnya.
Bukan hanya H Moh Aly Ghasim, Amin Zakaria selaku Komandan Vll pun angkat bicara. Untuk pembuktian kasus tersebut, ia menantang pihak RSUD Sampang untuk melihat kebenaran sesungguhnya nanti di meja hijau.
“Dan untuk mengawal kasus ini, kami siap gerakkan massa,” tegasnya.