Penulis: Heri/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 1 Ambunten, Sumenep, Madura, Jawa Timur tahun 2019 ini berjalan dengan lancar. Meski untuk mewujudkan hal itu, ternyata pihak sekolah mati-matian mencarikan setengah dari jumlah siswanya yang ikut ujian laptop pinjaman.
Kepala SMAN 1 Ambunten, Sirajum Munir mengatakan, di tahun 2019 ini bantuan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan UNBK bukannya tidak ada. Akan tetapi jumlahnya masih sedikit bila dibandingkan dengan siswa yang berjumlah 209 orang.
“Kalau UNBK dilaksanakan tiga sesi, itu dibutuhkan sekitar 70 per sesi, dengan cadangannya 75. Sedangkan kondisi komputer yang ada di sekolah itu masih separuh,” tuturnya, Senin (01/04/2019).
Untuk memenuhi kebutuhan UNBK, akhirnya pihak sekolah mengajukan pinjaman komputer atau laptop kepada orang tua/wali murid. Kemudian karena masyarakat di Ambunten masih sedikit orang tua murid yang punya laptop, sekolah juga meminjam laptop-laptop guru.
“Jadi, orang tua wali/murid yang mempunyai laptop kami undang ke sekolah untuk meminjamkan laptopnya kepada sekolah,” terang Sirajum Munir.
Meski begitu, Kepala SMAN 1 Ambunten itu mengaku pada pelaksanaan UNBK sekarang, pihaknya lebih siap. Hal tersebut tentu karena sekolah sudah belajar dari pelaksanaan-pelaksanaan UNBK sebelumnya.
“Sedangkan yang sebelumnya itu kami masih memakai ruang kelas sebagai ruang komputer. Sekarang tidak, karena kami mempunyai dua ruang komputer. Cuma komputernya saja yang kurang. Kalau ruangannya sudah cukup,” ucapnya.
Sirajum Munir juga bersyukur UNBK tahun ini tak mengalami kendala apapun. Terkait listrik, sebelum pelaksanaan USBN dan UNBK, pihaknya sudah mengirim surat pemberitahuan ke PLN wilayah Ambunten guna menjelaskan tentang jadwal pelaksanaan USBN dan UNBK.
“Dan alhamdulilah kemarin USBN yang berlangsung dua minggu itu tidak ada kendala,” ujarnya.
Hanya saja, mengingat keberadaan jumlah komputer tak sebanding dengan siswa yang akan mengikuti UNBK, Sirajum Munir berharap kepada pemerintah agar mendapatkan bantuan komputer atau laptop. Sehingga, di tahun mendatang pelaksanaan USBN bisa lebih lancar lagi tanpa perlu repot mencari pinjaman komputer atau laptop.
“Jumlah siswa yang mengikuti UNBK tahun ini, 209. Itu kalau tiga sesi butuh komputer 70. Sedangkan komputer yang ada separuh. Jadi, harapan kami sepatutnya dapat bantuanlah. Biar 2020 bisa lebih lancar lagi,” pungkasnya.