SUMENEP, sorotpublik.com – Pada bulan April 2016 Sumenep kembali mengalami deflasi sebesar 0,39 persen. Kondisi ini terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak Januari sampai April.
“Mulai bulan Februari hingga April 2016, Sumenep terjadi deflasi. Pada Februari sebesar -0,02 persen, Maret -0,27 persen dan April -0,39 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, Selasa (3/5/2016).
Ia menuturkan, dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami deflasi dan empat kelompok lainnya terjadi inflasi.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,82 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,34 persen,” terangnya.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,15 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,17 persen.
Suparno, mengungkapkan, Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bensin, beras, cabai merah, cabai rawit, udang basah, bawang putih, bahan bakar rumah tangga, bayam, tarif listrik dan kentang.
“Tingkat inflasi tahun kalender sejak Januari sampai April 2016, untuk Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sebesar -0,03 persen. Laju inflasi tahun kalender ini dibawah Jawa Timur sebesar 0,34 persen dan Nasional sebesar 0,16 persen,” ungkapnya.
Sementara untuk tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) Sumenep sebesar 3,04 persen; Jawa Timur 3,05 persen dan Nasional sebesar 3,80 persen,” pungkasnya.(Red/Nt)