PAMEKASAN, SOROTPUBLIK.COM – Laila, sapaan akrab Lailatul Qomariyah gadis kelahiran 16 Agustus 1992 Desa Teja Timur, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur belakangan menjadi perbincangan nitizen berkat prestasi yang diraihnya. Pasalnya, Lulusan Tekhnik Kimia ITS Surabaya itu mampu meraih gelar doktor di usia 27 tahun, lulus cumlaude dengan nilai sempurna 4,0.
Meski lahir dari keluarga yang kurang mampu, tetapi semangat dalam diri Laila tak menyurutkan niatnya untuk meraih pendidikan yang tinggi.
Laila merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan suami istri yang sederhana. Bapaknya bemata pencaharian sebagai tukang becak, sedangkan sang ibu hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Laila mengungkapkan, atas prestasi yang ia raih kini banyak pekerjaan yang ditawarkan untuk dirinya, bahkan dari Jepang. Akan tetapi, ia menolak dan lebih memilih menjadi seorang dosen.
“Banyak tawaran pekerjaan yang datang, namun saya ingin menjadi dosen di kampus, karena tidak ingin jauh dari orang tua yang sudah bekerja keras selama ini,” tuturnya, Jumat (13/09/2019).
Menempuh pendidikan di kota dan kampus ternama, sebenarnya tidak mudah bagi Laila yang hanya berasal dari keluarga tukang becak. Meski dapat beasiswa, Laila harus berjuang memenuhi berbagai kebutuhannya selama berada di Surabaya. Salah satunya dengan cara menjadi guru les, kadang juga mengandalkan bantuan dari sang dosen.
Namun, berkat ketekunan dan kecerdasan yang Laila miliki, selama kuliah ia selalu mendapatkan beasiswa. Bahkan, Laila lolos Program Magister Doktor Sarjana Unggul (PMDSU), yakni akselerasi pada pendidikan S2 yang digabung dengan S3.
“Dari S1 hingga S3 saya tempuh selama 8 tahun saja,” ujar Laila.
Rusmiyati, ibu Laila, mengaku awalnya tidak ada keinginan untuk menguliahkan sang buah hati lantaran tidak adanya biaya. Namun, karena kegigihan sang anak, akhirnya Rusmiyati dan suaminya mengikuti keinginan Laila.
“Laila yang ngotot untuk kuliah, dan mau mencari biaya sendiri agar kami tidak terbebani,” ucap Rusmiyati sambil menangis haru.
Kini Laila tinggal di kediamannya bersama orang tua. Ia meminta pertimbangan dan doa restu untuk masa depannya nanti, juga petunjuk pekerjaan mana yang harus ia ambil.
Penulis: Karim/Hairul
Editor: Helmy