Penulis : Nanang
PAMEKASAN, SOROTPUBLIK.COM – Gagal panen petani garam pada musim produksi garam tahun 2016, membuat pasokan bahan baku garam industri dalam negeri menipis. Diperparah lagi, pada awal musim produksi garam tahun 2017 ini petani garam gagal panen karena lahan garapannya diguyur hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan kebutuhan garam dalam negeri.
Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, pemerintah pusat pada tahun 2016 lalu harus mengimpor garam dari luar negeri. Kendati demikian, tingkat kebutuhan garam dalam negeri masih belum sepenuhnya terpenuhi. Sehingga, terjadi kelangkaan garam serta harga garam konsumsi melambung tinggi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KKP) Pamekasan, Nurul Widiastuti, menjelaskan, kelangkaan garam di gudang petani akibat anomali cuaca pada tahun 2016 dan kembali terjadi pada awal musim produksi tahun ini. Akan tetapi, untuk kebutuhan garam konsumsi di Kabupaten Pamekasan saat ini sangat aman.
“Jadii kelangkaan kebutuhan garam saat ini untuk pamekasan tidak berpengaruh karena kebutuhan garam konsumsi di pamekasan saya pastikan masih cukup aman, kenapa.. karena stok garam konsumsi masih tercukupi. Kenapa..?, karena musim produksi tahun ini masih berjalan hingga batas akhir musim kemarau,” Kata Nurul Widiastuti, Kamis (27/07).
Data total hasil produksi kelompok usaha garam (Pugar) Pamekasan di Dinas Kelautan dan Perikanan Pamekasan yang terhitung sejak minggu ke 4 bulan juni 2017, sebanyak 78,85 Ton. Dengan rincian, untuk hasil produksi memggunakan sistem Geoisolator sebanyak 74,35 Ton. Sedangkan yang secara tradisional, sebanyak 4,50 ton.
Hasil produksi tersebut, merupakan hasil produksi 170 kelompok usaha garam yang tersebar di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Galis, Pademawu dan Kecamatan Tlanakan dengan luas lahan garapan sebanyak 913,5 hektare.