Penulis: Ki Agus/Kiki
BANDUNG, SOROTPUBLIK.COM – Bermula dari hobi bertanam, warga Desa Cibodas, Kecamatan Pasiran Jambu, Kabupaten Bandung akhirnya malah menghasilkan Jeruk berkualitas. Cerita ini terjadi pada Said Sadiman, pria yang awalnya hobi berkebun tanaman keras hingga kemudian berkeinginan menanam pohon buah-buahan.
Guna mewujudkan keinginannya, Said kemudian membentuk Kelompok Tani Organik (KTO) Sauyunan Sejahtera dengan fokus Jeruk Siem Madu dan diberi label Jembar (Jeruk Manis Barokah). Kebun yang beraada di Kampung Papak Manggu Blok Cibereum, Desa Cibodas, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung tersebut sekaligus berfungsi sebagai penghijauan, karena jeruk masuk kategori tanaman keras yang bila dipelihara dengan baik dapat mencapai umur hingga 20 tahun.
Said yang saat ini menjadi pembina di KTO, sebelumnya melakukan penanaman Asparagus pada tahun 2007 dengan cara sewa tanah pada seorang petani dan dilakukan kerja sama. Tapi tanpa alasan jelas, partnernya mengundurkan diri sementara Said melanjutkan niatnya melakukan konservasi lahan dengan menanam kayu-kayuan sebagai naungan kopi yang ikut ditanam.
Lalu di tahun 2016, Said memulai penanaman pohon jeruk. Tiga bulan sejak tanam, pohon jeruk sudah berbuah tetapi dibuang dengan alasan untuk penguatan akar dan batang pohon. Selanjutnya baru di tahun 2019 ini ia melakukan panen perdana sebanyak 1.100 pohon jeruk dari 2.200 pohon di area 3 hektar.
“Sengaja tidak dipetik semua untuk penjarangan yang selanjutnya dibuahkan full setelah mencapai umur 5 tahun agar hasilnya bisa melebihi yang sekarang,” ujarnya, Jumat (26/07/2019).
Saat ini, lanjut Said, karena penjarangan perpohon jeruk hanya menghasilkan 25 kg sampai 50 kg saja dengan ukuran berbeda. Dengan tekstur buah jeruk yang lembut, kulitnya tipis, dan rasanya manis segar, iq menjamin kualitasnya akan berbeda dengan hasil perkebunan lainnya.
“Hasil kebun ini saya nama Jeruk Jembar (Jeruk Manis Barokah) dan dijamin tidak akan bisa diperoleh di daerah atau provinsi lain di Indonesia, begitu juga dengan Jeruk impor,” terang Said.
Untuk pemasarannya, ia menegaskan tidak di Super Market atau yang lainnya. Said berencana akan menjual Jeruk Jembar fi toko khusus buah-buahan atau dipasarkan langsung.
Harga yang ditawarkannya pun cukup mahal. Tapi bagi yang mengerti kualitas, ia yakin harga yang nanti akan ditawarkan bisa dikatakan layak karena keunggulan produknya itu.
Prioritas lainnya, Said berkeinginan mengembangkan secara signifikan metode penanaman yang dilakukannya dan menjadikan Desa Cibodas menjadi lahan pertanian Tematik Jeruk. Orientasinya untuk peningkatan perekonomian masyarakat melalui perkebunan jeruk.
“Kami berharap keberadaan Jeruk Jembar bisa memotivasi masyarakat Kabupaten Bandung untuk bersama melakukan penanaman pohon jeruk. Kami yakin dari hasil kebun itu bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraannya,” pungkas Said.