Penulis : Doess
Editor : Red
SUMENEP , sorotpublik.com
Kebijakan Pemerintah Daerah (Pemkab) Sumenep yang memindahkan pedagang kaki lima (PKL) dari Taman Bunga ke areal lapangan Giling, terus menuai protes, itu karena sarana dan prasana ditempat berjualan di lokasi yang baru tidak memadahi.
Selain tempatnya tidak strategis dan mengganggu aktifitas kegiatan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Kemenag, juga tidak adanya tempat buang air besar (MCK) dan wudhu’ bagi PKL.
Akibatnya PKL menuding kebijakan Pemkab dalam hal ini Wakil Bupati Ahmad Fauzi tidak benar dan menyengsarakan PKL.
Hasan Basri, salah satu pedagang, menyatakan, bila kondisi seperti ini terus dipaksakan, lambat laun nasib PKL akan menderita dan mati kekeringan dilapangan giling.
” Terus terang setelah pindah ke lokasi yang baru ini, kami disini sering galau dan stres karena penghasilan turun drastis dan semakin tidak menentu setiap harinya”, Tuturnya.
Kebijakan Pemkab dalam hal ini Wakil Bupati, sangat membuat PKL tersiksa, selain omset menurun tidak karuan, juga tidak adanya kamar mandi di sekitar tempat berjualan.
” Pokoknya Kami disini serba tidak nyaman dan minta dikembalikan lagi berjualan di taman bunga”, papar Hasan menegaskan.
Sementara itu, Dasuki, pedagang yang lain juga menuturkan, tempat berjualan di areal lapangan giling, memang sangat tidak enak, selain tidak adanya sarana penunjang seperti MCK, juga minimnya ketersedian listrik.