Penulis : Doess
Editor : Red
SUMENEP , sorotpublik.com
Setelah dua kali gagal bertemu dan berdiskusi, akhirnya hari ini, senin 06 Juni 2016, Sejumlah aktifis yang tergabung pada Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) melakukan audiensi dengan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Busyro Karim-Ahmad Fauzi, Di Aula lantai II Pemkab setempat.
Ketua Mahasurya, Bisri Gie, menyampaikan, program 99 hari yang dicanangkan Busyro-Fauzi pasca dilantik bulan Februari lalu,adalah gagal dilaksanakan.
” Pelaksanaan Program 99 hari sebenarnya merupakan program pemerintah yang tercecer di masa lalu, dan sekarang kemasannya hanya diperbaharu,”Ungkapnya.
Bisri menuturkan, karena program merupakan program masa lalu yang tercecer, menyebabkan realisasi dilapangan tidak jelas dampaknya ke masyarakat.
Berdasarkan amatan di aula, Pejabat di dinas terkait dihadirkan guna dimintai keterangan atau singkronisasi utntuk menjelaskan ke para audien.
Diantaranya, DPPKA, BPPT, PU Cipta Karya, Satpol PP, Infokom, Bappeda, Disperindag, Direktur RSUD, dan BKPP.
Buapti Sumenep, KH. Busyro Karim,MSi, mengatakan, 1000 wirausahawan langkah kongkrit yang dilakukan pemerintah, program 99 hari memang tidak akan selesai sempurna, akan tetapi itu usaha pemerintah untukmembedakan dari program lainnya.
Untuk pasar tradisional yang sudah selesai dibangun dan diresmikan adalah kecamatan di dasuk, dan pasar karangsokon.
” Pasar tradisional ini kondisinya akan tetap dibiarkan seperti pasar trasdisional, namun pengelolaannya semi modern ,”Terang Bupati.
Untuk Rumah Sakit juga sudah ada perubahan-perubahan yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat, salah satunya adalah diresmikannya pusat pantauan (Puspa) rumah sakit.
Bupati menjelaskan, untuk program lainnya tidak berbeda jauh, karena dari tahun 2016 ini, Pemkab Sumenep terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat.”Pungkasnya.