SURABAYA_sorotpublik.com. Dalam rangka memperingati hari buruh internasional (May Day) 2016, sekitar tiga ribu rombongan buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) mulai menata barisan dengan berbagai spanduk dan mereka akan menggelar parade seribu payung dan longmarch di Jalan Pahlawan Surabaya, Minggu (1/5/2016).
Mereka berbaris dan mengibarkan bendera FSPMI. Buruh perempuan membawa payung berwarna orange.
“Payung itu sebagai bentuk kalau buruh itu membutuhkan perlindungan. Payung sebagai simbol pengayom buruh. Untuk warna orange, merupakan sebagai simbol penyemangat buruh,” kata Khoirul Anam
Aksi simulasi ini nantinya akan dilakukan di gedung DPRD Jawa Timur untuk menyuarakan tuntutan kesejahteraan buruh.
Sementara, arus lalu lintas di Jalan Ahmad Yani masih ramai lancar.
Dalam orasinya, Khoirul Anam, seorang buruh menyampaikan lima tuntutan yang perlu diperhatikan pemerintah dan perusahaan untuk buruh bekerja.
Pertama, menolak PP 78 Tahun 2015, yang dianggap bertentangan dengan undang-undang buruh karena tidak mensejahterahkan buruh.
Kedua, mereka ingin upah buruh Sidoarjo naik 30 persen di tahun 2017.
“Untuk ketiga adalah Tapera, yaitu tabungan perumah rakyat (Tapera),” kata Khoirul Anam dalam orasinya, Minggu.
Menurut dia, Tapera sangat diperlukan, untuk masa depan buruh. “Rumah itu untuk masa depan ketika buruh pensiun, jadi tapera ini sangat penting,” ujarnya.
Tuntutan yang keempat, buruh menolak yang namanya PHK sepihak. Sebab, PHK sepihak itu tidak ada dalam aturan tenaga kerja. “Yang ada dalam aturan itu, buruh berhenti bekerja ketika mengundurkan diri, dan pensiun,” kata Khoirul Anam.
Sedangkan tuntutan kelima adalah menolak kriminalisasi terhadap buruh. Hingga sekarang banyak buruh nasibnya tidak ada kepastian dan kejalasan.
“Terutama saat bekerja di suatu perusahaan, harusnya keselamatan dan kesejahteraan itu diperhatikan. Jangan sampai diabaikan,” ujarnya.
Editor : Roz