Mengenal Ketokohan Raden Ardikusumo (2)

Minggu, 3 November 2019 - 21:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim Ngoser saat berhasil mengidentifikasi pasarean Raden Ardikusumo I di Asta Tinggi. (Foto Sidi Mufi Imam/SorotPublik)

Tim Ngoser saat berhasil mengidentifikasi pasarean Raden Ardikusumo I di Asta Tinggi. (Foto Sidi Mufi Imam/SorotPublik)

SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Jejak pasarean Raden Ardikusumo I tidak hanya buram, namun ibarat kertas putih, kosong. Sejumput informasi yang ada laksana bayang-bayang, hanya menemani aksi penelusuran Tim Ngoser (Ngopi Sejarah), namun bisu dan tentu saja semu.

“Setelah melakukan penelusuran di lokasi sekitar pasarean Ibunda Pangeran Le’nan di sekitar Banasokon, Kebunagung, hasilnya nihil. Petunjuk yang ada menghibur Tim dengan sebatas membuat dugaan-dugaan. Namun, tentu kita tak berani menentukan selama tidak ada petunjuk jelas semacam prasasti,” kata Ja’far Shadiq, personel Ngoser, beberapa waktu lalu.

Hingga suatu saat di kesempatan berbeda, tanpa sengaja pula, salah seorang anggota Ngoser membaca prasasti sebuah makam kuna di dekat kawasan utama Asta Tinggi.

“Tepatnya di luar pagar Asta Tinggi, bagian Timur,” kata Ja’far.

Di sana ada sebuah model makam yang istimewa, meski tak terawat. Model kijingnya berbeda dengan model makam-makam keluarga dinasti terakhir. Sehingga, sepintas tak pernah terduga sama sekali jika di situ adalah pasarean tokoh yang dicari-cari selama itu. Yaitu Raden Ardikusumo I.

“Pertama yang teridentifikasi ialah makam Raden Ayu Ardikusuma. Nah, baru dipastikan makam di sisi atau sebelah baratnya ialah makam sang suami, yaitu Raden Ardikusuma,” kata Iik Guno Sasmito, personel Ngoser lainnya.

Raden Ayu adalah gelar kebangsawanan pada perempuan. Gelar itu mengandung dua makna. Salah satu maknanya ialah nyonya dari atau istri dari seseorang bangsawan bernama fulan. Ardikusumo merupakan nama pria. Sehingga ketika ada tulisan nama Raden Ayu Ardikusumo, maka maknanya ialah istri dari Ardikusumo.

“Beda ketika ada nama Raden Ayu Zainab. Itu memang nama aslinya. Artinya bukan istri dari Zainab. Karena Zainab nama yang umum dipakai seorang perempuan,” jelas M. Farhan Muzammily, anggota Ngoser lainnya.

Penemuan itu pas dengan info lisan. Bahwa Makam Raden Ardikusumo I berada di kawasan Asta Tinggi. Dan adanya prasasti menguatkan hal itu. Info kedua tentang putranya, yaitu Raden Ardikusuma II, makamnya terletak di Asta Pacangagan seperti yang telah diulas di muka.

Qodi Keraton
Menurut hasil wawancara dengan RB Moh Fajar, salah satu keturunan Raden Ardikusumo, leluhurnya merupakan tokoh besar keraton yang disegani.

“Raden Ardikusumo adalah sosok alim besar. Sehingga, Sultan Sumenep kala itu mengangkat beliau sebagai penghulu keraton atau Qodi,” kata Fajar, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, Raden Ardikusumo dikenal sebagai ahli falak di masanya. Sehingga dalam keadaan yang terkait dengan kenegaraan, selalu meminta nasihat beliau.

“Bahkan beliau dikenal dengan kasyaf-nya. Sehingga misal, raja mau menikah, mau berperang dan sebagainya, jika Raden Ardikusumo menentukan waktu hari, tanggal, dan jamnya, pasti diikuti,” kata Fajar.

Meski disegani, Raden Ardikusuma dikenal sosok yang low profile. Beliau juga dikenal zuhud, dan tawadhu’. “Namun banyak karomah-nya, tanpa harus diceritakan di sini,” imbuh Fajar.

Secara genealogi, Raden Ardikusuma I merupakan saudara seibu Panembahan Sumolo. Jadi, Sultan Abdurrahman adalah keponakan Raden Ardikusumo I.

Raden Ardikusumo I berputra Raden Ardikusumo II. Raden Ardikusumo II berputra Raden Ayu Lathifah, Raden Ayu Halimah, dan diperkirakan seorang laki-laki yang juga bergelar Ardikusumo.

“Setelah Ardikusumo I wafat, yang menggantikan sebagai penghulu keraton ialah Ardikusumo II yang juga dikenal alim dan keramat. Makamnya di Pacangagan, Pandian,” tutup Fajar. (habis)

Penulis: Sidi Mufi Imam
Editor: Kiki Ana Aniz

Berita Terkait

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI
Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak
Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan
Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar
Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas
Bappeda Sumenep Genjot Penguatan Sektor Unggulan
Pemkab Sumenep Salurkan Tunjangan Guru Ngaji
Bupati Sumenep Berharap Keuangan Desa Bermanfaat

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 09:16 WIB

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI

Rabu, 19 November 2025 - 06:33 WIB

Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak

Selasa, 18 November 2025 - 14:24 WIB

Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan

Senin, 17 November 2025 - 12:45 WIB

Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar

Minggu, 16 November 2025 - 10:22 WIB

Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas

Berita Terbaru

BERITA TERKINI

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI

Rabu, 19 Nov 2025 - 09:16 WIB

BERITA TERKINI

Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak

Rabu, 19 Nov 2025 - 06:33 WIB

BERITA TERKINI

Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan

Selasa, 18 Nov 2025 - 14:24 WIB

BERITA TERKINI

Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar

Senin, 17 Nov 2025 - 12:45 WIB

BERITA TERKINI

Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas

Minggu, 16 Nov 2025 - 10:22 WIB