SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Di beberapa edisi lalu, secara berseri sorotpublik.com mengulas mengenai Asta Pacangagan di Jalan Pahlawan, Desa Pandian, Kecamatan Kota Sumenep. Komplek pemakaman umum yang di dalamnya terdapat situs makam kuna. Salah satu tokoh yang jelas teridentifikasi ialah Raden Ardikusumo II.
Sumber lisan mengatakan bahwa beliau merupakan salah satu pembesar Sumenep yang disegani.
Babad Songennep tulisan Raden Werdisastro menyebut nama beliau sebagai salah satu putra Nyai Izza, mantan istri Bindara Saot, dengan Kiai Samporna. Salah satu tokoh ulama di Samporna, Ambunten.
“Nama Raden Ardikusumo ini dipakai oleh beberapa tokoh. Nama ayah dipakai anak. Istilah Jawanya nunggak semi. Jadi turun-temurun. Dalam riwayat keluarga ada sampai Ardikusumo kapeng empa’ (ke-4; red),” kata R. B. Moh Fajar, salah satu keturunan Raden Ardikusumo, beberapa waktu lalu.
Dalam catatan ditulis Raden Ardikusumo I, lalu Raden Ardikusumo II, dan seterusnya. Namun yang banyak dikenal ketokohannya di lingkungan cerita tutur keluarga Keraton Sumenep ialah Raden Ardikusumo I dan putranya, Raden Ardikusumo II.
Meski ada riwayat mengenai tokoh ini, banyak generasi muda yang tidak mengetahui kiprahnya. Pusaranya juga hampir dilupakan.
Tim Ngoser (Ngopi Sejarah) Sumenep sempat menelusurinya. Hasilnya, pasarean yang terdeteksi pertama ialah pasarean Raden Ardikusumo II.
“Karena posisinya kumpul di pemakaman umum, memang sempat kesulitan menemukannya,” kata M. Farhan Muzammily, anggota Ngoser, Sabtu (26/10/2019) lalu.
Baru sekitar tiga bulan lalu Ngoser menindaklanjuti penemuan dengan melakukan perbaikan sederhana dengan melibatkan ahlinya.
“Saat ini sudah dilakukan juga pemberian akses jalan paving bersama tokoh-tokoh masyarakat yang peduli, di antaranya Kiai Rahem Usymuni dari Ponpes Tarate,” ungkap Iik Guno Sasmito, personel Ngoser lainnya.
Jalan paving sepanjang kurang lebih 21 meter mempermudah akses ke makam saat ini.
Tabir yang Tersingkap
Menurut keterangan Moh. Fajar, narasumber di atas, Raden Ardikusumo I dan Raden Ardikusumo II merupakan tokoh alim besar di masa dinasti terakhir Keraton Sumenep.
Dari keterangan keluarga besar Fajar, pasarean R. Ardikusumo kapeng settong (ke-1) berada di Asta Tinggi. Tentu saja keterangan itu dilengkapi dengan minimnya petunjuk.
Investigasi pun dimulai. Dengan bantuan Tim Ngoser penelusuran dimulai dari komplek atau kawasan di Banasokon. Sekitar 100 meter sebelum kaki bukit Asta Tinggi.
Di situ ada beberapa makam kuna. Salah satunya makam Ummi atau Ibunda dari Pangeran Letnan Kolonel Hamzah. Sang pangeran merupakan salah satu putra utama Sultan Sumenep.
“Ada keterangan dari keluarga besar Rumah Panggung Kepanjin bahwa ibunda Pangeran Le’nan adalah salah satu putri Raden Ardikusumo I,” kata Imam Alfarisi, anggota Tim Ngoser juga.
Minimnya petunjuk membuat penelusuran sempat terhenti. Hingga secara tak sengaja, di kesempatan lain, pucuk dicinta ulam pun tiba. (bersambung)
Penulis: Sidi Mufi Imam
Publisher: Kiki Ana Aniz