Penulis: Heri/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Tim Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian baru saja melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penerapan Kartu Tani (Kartan) di Kabupaten Sumenep beberapa waktu lalu. Hasilnya, kabupaten di ujung timur Pulau Madura tersebut recommended untuk jadi percontohan.
Pasalnya, penerapan Kartan oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertahortbun) di Sumenep sangat maksimal, terukur, dan berkesinambungan. Sehingga, tim Kemenko Bidang Perekonomian, memuji konsistensi pelaksanaan program tersebut.
Indikasinya, kelompok tani (poktan) di Sumenep terdatabase cukup baik dan aplikatif. Bahkan, dalam monev Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Pertanian pada Selasa (14/05/2019) kemarin terungkap bahwa sertifikat poktan telah terdapat barcode.
Monev Kemenko Perekonomian di Kota Sumekar waktu itu didampingi SPDP Petrokimia Gresik, Para Distributor Pupuk se-Kabupaten Sumenep, juga didampingi dari pihak Kepolisian selaku anggota Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), dan Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan Dispertahortbun Arif Firmanto, S.TP., M.Si.
Sementara kios yang menjadi tujuan monitoring ada dua. Yaitu Kios Pengecer /Agen 46 Laku Pandai UD. Kiptiyah Kecamatan Batuan dan Kios Tri Tunggal di Kecamatan Kota.
“Luar biasa penerapan Kartan di Sumenep. Bahkan, pendataan poktannya teraplikasi dengan baik, termasuk sertifikatnya ada barcode. Sehingga, susah dipalsukan. Ini administrasi yang cukup membanggakan,” kata Khadikin, Kepala Bidang Sarana Pangan dan Pertanian, Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Pertanian, Selasa (14/05/2019) lalu.
Tak hanya memuji, pihaknya juga akan segera menggelar rapat sepulang dari monitoring. Khadikin berencana menjadikan Sumenep sebagai referensi dalam pendataan poktan secara aplikatif.
“Ini bukan pernyataan sembarangan, tapi dari hasil monev yang dilakukan di Sumenep,” ucapnya.
Memang, pendataan poktan di Sumenep cukup baik dan aplikatif. Bahkan, barcode di sertifikat saat di-scan langsung dapat menunjukkan nama poktan apa, di mana dan dapat langsung terhubung pada aplikasi yang beralamat di http://disperta.sumenepkab.go.id/simbangluh/poktan.
Sementara Kabid Sarpras dan Penyuluhan Dispertahortbun Sumenep, Arif Firmanto mengaku bangga mendapatkan pujian penerapan Kartan dari Kemenko Perekonomian. Hal tersebut, kata dia, menandakan bahwa penerapan Kartan tidak hanya mendapatkan pujian dari OPD di Jatim, bahkan sampai tingkat Kementerian.
“Alhmadulillah, ini prestasi bagi kami. Apalagi sampai menjadi referensi nasional,” ungkapnya.
Menurut Kabid muda tersebut, penerapan Kartan di Sumenep tidaklah instan. Akan tetapi butuh proses dan beruntung bisa diterima banyak kalangan.
Bahkan pada perkembangannya, Sumenep menjadi jujukan belajar kartan dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jatim. Fakta tersebut, menandakan bahwa Sumenep sukses dalam menerapkan Kartan.
“Misalnya, yang sudah pernah ke Sumenep dalam hal penerapan Kartan ini ada Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Ngawi dan Ketua Teknis Pokja Pupuk, Asdep Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian RI, Komisaris Utama PT. Pupuk Jaltim dan PT. Pupuk Indonesia (Persero), serta Litbang KPK sudah pernah ke Sumenep. Bulan April lalu dari Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo,” tutur Arif.
Kesuksesan penerapan Kartan itu pun membuat dirinya sering didapuk untuk menjadi pemateri oleh Dinas Pertanian Jatim. Biasanya dilakukan dalam forum pertemuan Evaluasi dan Penerapan Kartu Tani se-Jatim. Sekali lagi, itu menandakan bahwa Sumenep bisa disebut sukses dalam menerapkan kartu tani secara berkesinambungan.
“Menjadi Pemateri bukan hal baru bagi kami, karena sebelumnya sudah menjadi pemateri dalam kegiatan koordinasi pembinaan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B), di Ruang Sidang Oryza Sativa Disperta dan Ketahanan Pangan Jawa Timur,” ucapnya.
Prestasi ini, sambung Arif, juga menadakan bahwa Sumenep lebih baik dari Kabupaten lain di Jatim, khususnya dalam hal pertanian. Namun yang terpenting, hal itu harus terus dilakukan secara kesinambungan.
“Sampai detik ini, Sumenep masih menjadi primadona dalam hal penerapan Kartan dan Pertanian,” ujar dia.
Ke depan, Arif menegaskan pihaknya akan terus berjuang dan berinovasi, supaya tidak hanya menjadi jujukan perihal Kartu Tani dan LP2B. Melainkan juga bisa menjadi lokasi kawasan Agroexpo Pertanian (Creative Agroexpo Agriculture) atau Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang dapat dijadikan jujukan sekaligus wisata sebagaimana yang telah dilakukan oleh kabupaten lain di Jawa Timur.
Perlu diketahui, penerapan Kartu Tani di Sumenep di-launching pada 6 Juni 2017 lalu. Launching waktu itu dilakukan Menteri Pertanian dan Menteri BUMN.
Fungsi Kartan sendiri sebagai identitas bagi para petani yang tergabung dalam kelompok tani. Selain itu, juga bisa dijadikan alat transaksi menerima bantuan pemerintah berupa subsidi pupuk hingga berbagai fasilitas perbankan yang meliputi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan fasilitas perbankan lain layaknya Kartu Debit.