Penulis: Hairul/Kiki
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Terkait dugaan penganiayaan oleh seorang guru agama kepada siswa di SMAN 1 Batuan, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur hingga meninggal yang heboh beberapa waktu lalu, pihak sekolah akhirnya memberikan klarifikasi. Mereka membantah penyebab meninggalnya adalah pemukulan, karena pemukulan dimaksud sudah terjadi pada bulan Oktober 2018 silam.
Pihak SMAN 1 Batuan merasa dirugikan atas pelaporan ke Polres Sumenep oleh bibi almarhum Andrean Putra, siswa yang meninggal diduga akibat pemukulan oleh guru agama. Pasalnya, dari orang tua almarhum menyatakan bahwa kematian anaknya disebabkan oleh radang otak akibat radiasi dari smartphone.
Kepala SMAN 1 Batuan, Salehoddin menjelaskan, pengakuan keluarga dan diagnosa yang masuk ke sekolah adalah radiasi HP sehingga menyebabkan salah satu siswanya itu meninggal.
“Pihak kami sudah menanyakan langsung ke orang tua Andrean, dan penyebab kematiannya akibat radiasi HP,” ungkap Salehoddin, Jumat (22/03/2019).
Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu teman almarhum Andrean, Maulana, yang menceritakan bahwa almarhum temannya dikenal sebagai pribadi yang baik dan pendiam, serta memang suka bermain game online mabar (main bareng) dengannya.
“Kami sangat kehilangan Andrean, karena kami sering main game online bareng,”ucap Maulana.
Terkait pemukulan menggunakan gayung terhadap almarhum, pihak sekolah tidak menampik hal itu. Namun, kejadian tersebut sudah lama, yakni di bulan Oktober 2018 lalu. Setelah itu, almarhum Andrean kembali beraktivitas seperti biasa dalam keadaan sehal walafiat.
Baru di bulan Maret awal, Andrean, izin ke sekolah karena sakit. Pihak sekolah mengaku terus memantau perkembangan kesehatan siswanya itu, meski akhirnya meninggal.
Saat ini, pihak sekolah hanya bisa menyayangkan tindakan bibi almarhum, yang mengatakan penyebab kematian keponakannya adalah dipukul oleh guru agamanya. Padahal kecil kemungkinnnya itu terjadi, karena kejadiannya sudah sangat lama.