Penulis: Sigit/Kiki
MAJALENGKA, SOROTPUBLIK.COM – Lima belas tahun sudah, Deri bergelut dengan sampah. Pria berusia 70 tahun itu mengaku memilih menjadi pemulung karena tidak memiliki keahlian lain dan faktor usia.
Tak peduli bahaya, ia nekat memungut sampah hingga di pinggiran salah satu Bendungan di Kabupaten Majalengka.
Saban hari, dari pagi hingga petang, Kakek Deri mengais rezeki pada gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir. Bahkan, ia rela turun ke pinggiran sungai di Bendungan Rentang, Kecamatan Jatitujuh, karena kesulitan mendapatkan botol plastik dan lainnya akibat banyaknya pemulung.
“Ya, mau bagaimana lagi kondisi saya sudah tidak mampu bekerja yang berat berat,” ujarnya, Kamis (03/01/2019).
Lima karung sampah plastik dan botol-botol bekas dikumpulkannya setiap hari. Kakek Deri mengaku selama dua hari ini di pinggiran sungai Rentang mampu mengumpulkan botol plastik sebanyak 20 kg.
Dengan harga Rp 2000 perkilonya, hasil mengais sampah dari pagi hingga siang hari itu, bernilai Rp 40 ribu.
“Kalau awak (badan) lagi enak, bisa dapat 15 karung sehari. Kalau lagi lemes paling 10 karung kurang,” katanya saat ditemui sorotpublik.com di sela-sela aktivitas mengumpulkan sampah.
Bapak tiga anak tersebut menuturkan, mulai jadi pemulung sejak ditinggal mati istrinya lima belas tahun lalu. Sejak itu, ia juga tinggal sendirian karena ketiga anaknya telah berkeluarga semua.