Meski Upah Minim, Ini Cerita Kakek Swuardi Menjaga Pintu Perlintasan KA

Kamis, 27 Desember 2018 - 06:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kakek Swuardi (60) penjaga palang pintu manual perlintasan kereta api di Desa Sarabau, Cirebon. (Foto: Sigit/SorotPublik)

Kakek Swuardi (60) penjaga palang pintu manual perlintasan kereta api di Desa Sarabau, Cirebon. (Foto: Sigit/SorotPublik)

Penulis: Sigit/Kiki

CIREBON, SOROTPUBLIK.COM – Keselamatan masyarakat yang ingin melintas di jalur perlintasan Kereta Api (KA) yang berlokasi di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menjadi prioritas Swuardi (60).

Kakek yang telah mempunyai dua cucu itu, tak lelah dan tak pernah mengeluh dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga perlintasan kereta api.

Meskipun berpenghasilan minim, Kakek Swuardi tak pernah berniat meninggalkan tanggung jawabnya menjaga palang pintu perlintasan KA yang masih manual. Ia tak pernah mempersoalkan upah sebesar Rp 25 ribu perhari yang ia dapatkan dalam profesinya itu.

“Ini adalah tugas dan pengabdian semata-mata hanya untuk mengabdi ke masyarakat dengan rasa ikhlas dan tanggung jawab. Adanya upah yang selama ini didapat dari PJKAI belum memadai tetap dijalani,” ungkapnya dengan santai, Kamis (27/12/2018).

Kakek Swuardi menjelaskan, dari upah tersebut sebenarnya pemerintah desa setempat memberikan upah tambahan. Namun masih diberikan setiap enam bulan sekali, menunggu cairnya Anggaran Dana Desa (ADD).

“Jika belum keluar dana tersebut, maka upah saya belum didapat,” imbuhnya.

Hardija Hendrayani S.Pd, M.M.Pd, selaku Ketua BPD Desa Sarabau membenarkan adanya pemberian upah kerja dari ADD sebesar Rp 18 Juta pertahun. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi dua orang petugas penjaga palang pintu manual perlintasan kereta api di desanya.

“Pemerintah Desa Sarabau memberikan bantuan stimulan anggaran untuk dua orang petugas penjaga palang pintu sebesar 18 juta pertahun, atau jika dihitung perharinya sebesar Rp 25 ribu untuk satu petugas,” kata Hardija.

Karena itu, sejumlah masyarakat Desa Sarabau mengatakan kiprah Kakek Swuardi patut diapresiasi. Pasalnya, hampir setiap hari dia selalu menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab, meski berpenghasilan sangat minim.

Berita Terkait

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI
Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak
Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan
Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar
Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas
Bappeda Sumenep Genjot Penguatan Sektor Unggulan
Jalan Mengelupas di Desa Ambunten Tengah Ditelantarkan
P3-TGAI di Desa Ellak Daya Jadi Sorotan LPK

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 09:16 WIB

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI

Rabu, 19 November 2025 - 06:33 WIB

Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak

Selasa, 18 November 2025 - 14:24 WIB

Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan

Senin, 17 November 2025 - 12:45 WIB

Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar

Minggu, 16 November 2025 - 10:22 WIB

Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas

Berita Terbaru

BERITA TERKINI

Kades Jabaan Bayar Puluhan Juta Untuk Mendapatkan P3-TGAI

Rabu, 19 Nov 2025 - 09:16 WIB

BERITA TERKINI

Beberapa Warga di Desa Rajun Keluhkan Jalan Rusak

Rabu, 19 Nov 2025 - 06:33 WIB

BERITA TERKINI

Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Lapa Laok II Jadi Sorotan

Selasa, 18 Nov 2025 - 14:24 WIB

BERITA TERKINI

Oknum di SMPN 1 Dasuk Lakukan Pungutan Liar

Senin, 17 Nov 2025 - 12:45 WIB

BERITA TERKINI

Dugaan Korupsi 114 Milyar Ditangani Polda Jatim Tidak Jelas

Minggu, 16 Nov 2025 - 10:22 WIB