Penulis: Sigit/Kiki
CIREBON, SOROTPUBLIK.COM – Keselamatan masyarakat yang ingin melintas di jalur perlintasan Kereta Api (KA) yang berlokasi di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menjadi prioritas Swuardi (60).
Kakek yang telah mempunyai dua cucu itu, tak lelah dan tak pernah mengeluh dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga perlintasan kereta api.
Meskipun berpenghasilan minim, Kakek Swuardi tak pernah berniat meninggalkan tanggung jawabnya menjaga palang pintu perlintasan KA yang masih manual. Ia tak pernah mempersoalkan upah sebesar Rp 25 ribu perhari yang ia dapatkan dalam profesinya itu.
“Ini adalah tugas dan pengabdian semata-mata hanya untuk mengabdi ke masyarakat dengan rasa ikhlas dan tanggung jawab. Adanya upah yang selama ini didapat dari PJKAI belum memadai tetap dijalani,” ungkapnya dengan santai, Kamis (27/12/2018).
Kakek Swuardi menjelaskan, dari upah tersebut sebenarnya pemerintah desa setempat memberikan upah tambahan. Namun masih diberikan setiap enam bulan sekali, menunggu cairnya Anggaran Dana Desa (ADD).
“Jika belum keluar dana tersebut, maka upah saya belum didapat,” imbuhnya.
Hardija Hendrayani S.Pd, M.M.Pd, selaku Ketua BPD Desa Sarabau membenarkan adanya pemberian upah kerja dari ADD sebesar Rp 18 Juta pertahun. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi dua orang petugas penjaga palang pintu manual perlintasan kereta api di desanya.
“Pemerintah Desa Sarabau memberikan bantuan stimulan anggaran untuk dua orang petugas penjaga palang pintu sebesar 18 juta pertahun, atau jika dihitung perharinya sebesar Rp 25 ribu untuk satu petugas,” kata Hardija.
Karena itu, sejumlah masyarakat Desa Sarabau mengatakan kiprah Kakek Swuardi patut diapresiasi. Pasalnya, hampir setiap hari dia selalu menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab, meski berpenghasilan sangat minim.