Penulis : Doess/Heri
SUMENEP, SOROTPUBLIK.COM – Kurang lebih sebanyak 70 warga Desa/Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Mandura Jawa Timur, mendatangi kantor kecamatan setempat. Jum’at, 22 September 2017. Mereka memprotes proyek yang dibiayai melalui dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) yang pengerjaannya tidak sesuai dengan peruntukannya.
Saat di Kantor Kecamatan Guluk-Guluk, mereka ditemui oleh Camat Sutrisno, Plt Sekdes Guluk-Guluk Kapolsek AKP Sutrisno, Danramil Guluk-Guluk, dan pendamping DD Kecamatan Guluk-Guluk.
Koordinator massa, Subli Bangal mengatakan, terkait laporan itu dilapangan memang banyak temuan pekerjaan DD-ADD yang diduga tidak sesuai petunjuk teknis yang ada. Salah satunya, realisasi DD-ADD tahun 2015 terpusat di satu dusun, yakni di Dusun Gang Asem. Pemerintah desa terkesan mengabaikan 13 dusun di Desa Guluk-Guluk.
“Pengerjaannya banyak yang asal-asaln dan juga banyak biaya RAB yang Mark up,” katanya menjelaskan.
Selain itu kata Subli, pada tahun 2016 pemerintah desa juga diduga melakukan penggelembungan (mark up) anggaran. Salah satunya pembelian semen dianggarkan Rp69 ribu per sak. Padahal harga semen per sak hanya Rp50 ribu.
Selain itu, terdapat dugaan mark up harga pembelian aspal yang dianggarkan sebesar 1,9 juta. Ada juga di RAB pengaspalan, tapi faktanya hanya dikerjakan bentuk lapen. Anggarannya mencapai 100 juta.
“Ditemukan juga adanya telford (pekerjaan jalan) di Dusun Guluk-Guluk Timur bagian utara yang dinilai tidak sesuai bestek. Indikasinya, pekerjaan yang dibiayai melalui ADD hanya memakai batu pecah ukuran 15×30,” katanya menambahkan.
Sementara itu, di RAB pekerjaan itu memakai batu pecah ukuran 15×20 kemudian batu pecah ukuran 10×15. Setelah itu dipasangi batu pecah ukuran 4×7, yang kemudian diatasnya dipasang pasir batu (sirtu) atau serbuk batu putih, baru kemudian diwales.
Sementara itu Camat Guluk-Guluk Sutrisno menanggapi dingin. ‘’Masukan dari masyarakat hari ini bagus, sebagai penyeimbang atas pekerjaan proyek yang dikawal masyarakat dari bawah,’’ tukasnya.