Penulis : Nanang
PAMEKASAN, SOROTPUBLIK.COM – Lantaran terkendala infrastruktur yang tidak memadai, budi daya ikan yang dikembangkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tidak bisa berkembang secara maksimal.
“Minimnya penunjang di sentra budi daya menjadi faktor penghambat pembangunan budi daya perikanan di wilayah kami. Sebab, apabila infrastruktur tidak mendukung, maka perekonomian warga tidak lancar”, Jelas Nurul Widiastuti, Kepala DKP Pamekasan, Selasa (02/05).
Nurul Widiastutik menuturkan, sejak tahun 2016 pihaknya sudah melakukan beberapa upaya dengan cara membangun infrastruktur jalan menuju lokasi budi daya ikan. Salah satunya di Kecamatan Pademawu.
Selain faktor infrastruktur, faktor penghambat lainnya ialah minimnya pengetahuan pembudidaya ikan tentang teknik budi daya, terutama manajemen pakan. Pasalnya, selama ini teknik budi daya ikan yang dilakukan pembudidaya di Pamekasan masih tradisional, dan belum mampu berkresi membuat pakan ikan sendiri. Akibatanya, biaya produksi budi daya mahal.
Faktor minimnya modal, juga menjadi kendala yang dimiliki untuk pengembangan usaha budi daya, sehingga sangat berpengaruh kepada rendahnya jiwa wirausaha pembudidaya ikan. Akibatnya, pembudi daya ikan cenderung mudah putus asa.
“Padahal dalam usaha budi daya diperlukan keuletan dan kedisiplinan yang tinggi,” ucap Nurul.
Menurut Nurul Wiadiastutik Kepala DKP Pamekasan, untuk mengatasi permasalahan budi daya perikanan itu, ada tiga hal yang telah dilakukan DKP Pamekasan.
Pertama, peningkatan Kualitas SDM pelaku usaha perikanan, kedua, penyediaan infrastruktur di sentra produksi budi daya, dan ketiga pemberdayaan Pelaku Usaha Perikanan.
“Untuk peningkatan SDM dan teknik budi daya efektif, kami bekerja sama dengan perguruan tinggi, sedangkan untuk peningkatan infrastruktur, kami menerima bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujar Nurul.
Sementara itu, perkembangan usaha budi daya ikan air tawar di Kabupaten Pamekasan dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif.
Sebelumnya, jumlah pembudidaya ikan, yakni pada air tawar masih berjumlah 184 orang dengan produksi 145,6 ton. Saat ini, sudah mencapai 330 orang dengan produksi 337,44 ton.
Salah satu faktor pemicu perkembangan usaha budi daya ikan air tawar ini, menurutnya, karena permintaan ikan air tawar semakin meningkat.