Penulis : Heri Brewok
LOMBOK BARAT, SOROTPUBLIK.COM – Kunjungan wisata yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ke Lombok, untuk melakukan bimtek (bimbingan teknis) yang bertujuan mendapatkan banyak referensi guna menyambut Visit Sumenep Year’s 2018 mendatang, terutama di bidang pengembangan wisata alam dan religi yang juga menjadi salah satu aset kekayaan Kabupaten Sumenep.
Upaya pengembangan wisata yang ada di Sumenep, membutuhkan persiapan yang mapan baik dari manajemen pemerintah maupun dari kesiapan masyarakatnya sendiri. Hal ini berkaitan dengan kondisi masyarakat Sumenep yang agamis, juga banyaknya pesantren yang beranggapan kurang wajar bila melihat wisatawan asing dengan pakaian mini.
Kondisi yang senada sebelumnya juga terjadi di Lombok, yang juga mendapatkan kecaman dan penolakan dari masyarakat mengenai pengembangan wisata. Datangnya wisatawan dari berbagai negara dianggap kurang wajar di kota Seribu Masjid oleh masyarakat yang begitu fanatik dengan keyakinan beragama.
Bahkan Ispan Junaidi sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, saat menjadi narasumber mengaku, butuh waktu yang lama untuk merubah pola pikir masyarakat. Dibutuhkan sekitar 30 tahun untuk membangun kesadaran masyarakat di Lombok untuk terbuka dengan kehadiran wisatawan. Bahkan ia menggambarkan bahwa keterbukaan adalah pintu masuk agar destinasi wisata dapat maju dengan pesat.
“Negara yang maju di dunia adalah Negara yang bisa menerima perbedaan dan akulturasi,” katanya, Rabu (15/03).
Mengenai pengembangan wisata yang ada di Kabupaten Sumenep, dengan kondisi yang hampir serupa dengan keadaan di Lombok, baik dari keyakinan masyarakat dan potensi alam untuk wisata, masyarakat harus belajar terbuka dengan segala kondisi perbedaan. Hal ini untuk menjadikan Kabupaten Sumenep lebih maju dan dikenal, baik di kancah lokal, nasional, maupun internasional.
“Jika ingin maju kita harus bisa menerima perbedaan, tapi juga harus tetap mempertahankan jati diri kita. Pertanyaannya, apakah Sumenep mau atau tidak untuk menuju kesuksesan dalam pengembangan pariwisata dan datangnya para wisman,” ujar Ispan.
Untuk merubah mindset di dalam jiwa masyarakat, pemerintah harus mampu membangun instansi pendidikan yang bisa mewadahi anak didik/pelajar yang berada di Kabupaten Sumenep, yang memang kompeten di bidang wasata, semisal sekolah SMK pariwisata, atau lembaga lembaga yang mewadahi pelatihan pariwisata.
”Hanya lewat pintu pendidikan kita bisa merubah mindset itu,” terang Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat itu, saat menjadi narasumber di salah satu aula hotel.